PANGKALAN BUN-Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat harus kian diwaspadai. Sejak Januari hingga 26 Agustus kemarin terdapat 72 titik api yang telah dipadamkan. Sedangkan luasan lahan yang terbakar mencapai 25,5 hektare.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat Tengku Alisyahbana melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kobar Reneli menjelaskan, kasus Karhutla yang terjadi selama ini masih mampu ditangani dengan baik. Meski jumlah titik api terus bermunculan seiring dengan musim kemarau.
"Data kasus Karhutla yang berhasil kita himpun dari bulan Januari sampai bulan Agustus ada puluhan kali kasus. Total lahan yang terbakar 25,5 hektare," kata Reneli.
Reneli merincikan bahwa jumlah titik api yang ditemukan terjadi di enam kecamatan di Kobar yakni untuk Kecamatan Kumai dengan 29 titik, Arut Selatan 22 titik, Kotawaringin Lama 13 titik, Arut Utara 4 titik, Pangkalan Banteng 2 titik, dan Kecamatan Pangkalan Lada 1 titik api.
"Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pemadaman, petugas kesulitan air karena lokasi lahan yang terbakar lokasinya jauh dari sumber air ditambah lagi dengan minimnya peralatan pemadaman di tingkat kecamatan," terang Reneli.
Tetapi lanjut Reneli, di tahun ini Kobar mendapatkan bantuan dari pusat berupa armada penyuplai air yang akan diserahkan untuk Kecamatan Pangkalan Banteng dan Kotawaringin Lama.
"Penyerahan bantuan armada tangki suplai air akan diserahkan saat apel siaga darurat Karhutla. Kalau untuk tahun 2019 kita mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat armada suplai air untuk Kecamatan Kumai," imbuhnya.
Menurut Reneli bantuan peralatan pemadaman dari pemerintah pusat akan diberikan kepada wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan, untuk wilayah Kabupaten Kobar sendiri ada 3 kecamatan yang masuk wilayah rawan Karhutla, yakni Kecamatan Arut Selatan, Kumai dan Kecamatan Kotawaringin Lama. (rin/sla)