KOTAWARINGIN LAMA – Banjir yang terjadi di Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, masih mengisolir dua desa, yakni Desa Rungun dan Kondang. Untuk menuju kawasan tersebut, masyarakat masih harus menggunakan perahu.
Rombongan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kobar saat meninjau sekolah di Desa Rungun harus menyusuri banjir dengan perahu untuk menyerahkan bantuan buku pelajaran, Selasa (29/9).
”Bantuan buku ini berasal dari penerbit buku yang perwakilannya ada di Pangkalan Bun untuk sejumlah sekolah yang terkena banjir di Kecamatan Kotawaringin Lama," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rosihan Pribadi.
Meski banjir berkali-kali datang ditambah masih tingginya penyebaran Covid-19 di Kobar, pihaknya meminta seluruh guru tetap melaksanakan tugas. Baik dalam proses belajar mengajar, penyelesaian administrasi sekolah, dan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus.
Dalam kunjungan, banyak hal yang disampaikan Rosihan agar sekolah yang berada di wilayah perdesaan bisa menyetarakan diri dengan sekolah lainnya.
Kepala Cabdis Dikbud Kolam Mukhtarudin menambahkan, sepanjang 2020, ada empat SD dan satu SMP serta dua TK yang terendam banjir. ”Alhamdulillah kami bersyukur adanya bantuan buku pelajaran ini, karena saat banjir beberapa waktu lalu, ada sejumlah buku yang tidak sempat terselamatkan," katanya.
Sekolah yang dilanda banjir, yakni SDN 1 Kondang, SDN 1 dan SMPN Satap 1 Kolam di Rungun, SDN 2 dan SDN 4 Kotawaringin Hilir, serta TK di Desa Kondang dan Desa Rungun.
Informasi terbaru, ketinggian air di Kecamatan Kolam meningkat sekitar lima centimeter.
Kembali Terendam
Di Kabupaten Kotawaringjn Timur, tingginya curah hujan hujan dalam beberapa pekan terakhir membuat sejumlah kecamatan di wilayah utara Kotim kembali terendam banjir, salah satunya Kecamatan Tualan Hulu. Banjir yang sempat surut beberapa hari lalu di sejumlah desa, kembali merendam wilayah itu dengan ketinggian beragam.
”Banjir susulan terjadi tiga hari lalu dan baru saja hari ini mulai berangsur surut,” kata Salundik, Sekretaris Camat Tualan Hulu saat dikonfirmasi Radar Sampit, Selasa (29/9).
Dari sebelas desa di Kecamatan Tualan Hulu, ada beberapa desa, seperti Desa Luwuk Sampun, Tumbang Mujam, Merah, dan Sebungsu yang mengalami banjir susulan. ”Semua sudah surut, kecuali di Desa Sebungsu, saya pantau masih terendam dengan ketinggian sekitar 60 cm,” ujarnya.
Menurutnya, banjir yang terjadi tahun ini cukup parah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, genangan banjir bertahan hingga berhari-hari.
”Sebenarnya wilayah Tualan Hulu sudah menjadi langganan banjir, tetapi genangan banjir paling lama terjadi 2-3 jam langsung surut. Baru tahun ini genangan banjir bertahan sampai berhari-hari,” ujarnya.
Di sisi lain, wilayah Desa Sebungsu yang hingga kini masih terendam banjir merupakan dataran yang cukup rendah dibandingkan sepuluh desa lainnya. ”Datarannya rendah dan berdekatan dengan sungai, jadi surutnya lebih lama dibandingkan desa lain,” pungkasnya. (gst/sla/hgn/ign)