PALANGKA RAYA— Warga Jalan Yos Sudarso mendadak geger, itu setelah tepat di belakang Masjid Salahuddin Universitas Palangka Raya, warga setempat menemukan sesosok jenazah dengan posisi terlentang di bawah terpal. Peristiwa itu diketahui sekitar pukul 12.30 WIB, (14/10). Diduga kematian korban lantaran sakit dan tidak ada ditemukan tanda - tanda kekerasan.
Awalnya jenazah itu tidak diketahui namanya, namun tak beberapa lama disebut - sebut tubuh renta itu bernama Udin, berusia 65 tahun dan merupakan gelandangan alias tuna wisma. Dengan alamat terakhir di Jalan K S Tubun, namun tidak memiliki keluarga.
Kondisi korban memprihatinkan, sudah dikerumuni semut maupun serangga, dalam keadaan berbaring beralaskan spanduk dan berbantalkan tas ransel di atas kursi. Jenazahnya ini sudah di evakuasi oleh Tim ERP bersama Piket SPKT dan personil Sat Lantas Polresta Palangka Raya ke rumah sakit untuk ditangani.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri mengatakan, bahwa temuan jenazah itu telah ditangani, telah dilakukan pemeriksaan oleh tim Identifikasi dan tidak ditemukan tanda - tanda mencurigakan. Namun, tetap di evakuasi ke rumah sakit untuk diketahui penyebab kematian, yang berdasarkan hasil sementara diduga karena sakit diderita. ”Tidak ada tanda kekerasan, sementara ini,” ujarnya.
Jaladri menambahkan beberapa saksi telah dimintai keterangan dan diketahui almarhum merupakan tuna wisma, dan beberapa hari telah berada di lokasi tersebut. ”Lainnya masih dalam penyelidikan. Sudah melakukan olah TKP dan mencari keterangan saksi - saksi untuk memastikan penyebab kematian dan mencari keluarga korban, semoga ada.” pungkasnya.
Sementara itu, pengurus masjid Salahudin mengatakan pertama kali ditemukan mahasiswa di belakang rumah penjaga masjid. Saat itu korban terlihat seperti orang tertidur, namun banyak dikerumuni semut merah di badan dan tidak bergerak. Setelah itu diperiksa akhirnya diketahui sudah tak bernyawa.
“Tadi di kerumuni banyak semut dan tidak mengenal korban. memang sempat ingin tidur di masjid, tetapi lantaran kondisi pandemi maka tidak diperbolehkan. Setelah itu menginap dibangunan untuk kaum atau penjaga masjid,” ujarnya.
Eko menambahkan, kaget saat ada mahasiswa menyampaikan ada orang meninggal dunia, setelah dicek terlihat dikerumuni semut dan serangga. Tak lama kemudian dilaporkan ke polisi dan di evakuasi.
”Tadi memang dikerumuni semut dan serangga. lalu oleh pengurus masjid melaporkan adanya temuan tersebut,” pungkasnya. (daq/dc)