SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Jumat, 16 Oktober 2020 15:07
Rajut Asa dari Kemanunggalan Tentara
Proses pengangkutan material untuk bahan pekerjaan fisik dilakukan anggota Satgas TMMD 109 Kodim 1015 Sampit dari dermaga Mentaya Hilir Selatan menuju Pulau Hanaut

SAMPIT-Pelaksanaan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke 109 Komando Distrik Militer (Kodim) 1015 Sampit menjadi penyambung asa bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Pulau Hanaut. Mimpi masyarakat disana bisa mendapatkan program pembangunan  mulai dirajut dengan  program  tentara itu. Masyarakat di dua desa yakni Desa Bapinang Hilir dan Desa Babirah mendapat sepercik api semangat ditengah keputusasaan   pembangunan di wilayah mereka meski tak jauh dari kota.

Pulau Hanaut merupakan  salah satu kecamatan yang terisolir, lantaran posisi geografisnya berada di seberang Sungai Mentaya. Untuk saat ini  tidak bisa diakses melalui jalur darat, dari Kota Sampit  Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur jaraknya hanya  sekitar 40 kilometer.  Jika ingin mendatangi Kecamatan yang luasnya 620 kilometer persegi  dengan komposisi 14 Desa itu harus menempuh jalur darat melalui Sampit-Samuda. Kecamatan ini membentang dari bibir Sungai Mentaya dan menjorok berbatasan dengan Kabupaten Katingan.  Di Pulau Hanaut ada dermaga penghubung menggunakan jalur sungai. Kondisi geografis yang berdekatan dengan muara Sungai Mentaya menjadi  tantangan begitu berat karena  selain bergelombang besar juga alur yang dilalui terkenal dengan populasi buaya muara. Buaya itu  yang kerap mencari korban manusia. Hambatan  ini tidaklah mudah bagi pelaksanaan program TMMD ke 109 .

Prajurit TNI harus berjuang keras membawa  material dan bahan diangkut turun naik perahu kelotok, material yang dibawa dari Kota Sampit harus disalin melalui perahu-perahu masyarakat untuk bisa dibawa ke desa tempat kegiatan dilaksanakan.  Ini memang tidaklah mudah dan pekerjaanberesiko tinggi.

Kepala Desa Babirah, Julam Efendi mengakui  kendala yang dihadapi para tentara ini  sangat beratr, bahkan multi tantangan seperti  lokasi yang terisolir dan terpencil, cuaca ekstrim yang kurang mendukung serta minimnya fasilitas pendukung. “Misalnya kalau rehabilitasi jembatan pasti sangat sulit memindahkan material karena mesti menyebrangi Sungai Mentaya belum lagi mendistribusi ke lokasi pekerjaan harus melalui sungai kecil menggunakan kelotok ditengah kondisi cuaca yang begini,”kata kepala desa.

Dari kegiatan ini, Jumlam Efendi mengaku sangat senang. dia menyebutkan program TMMD kali ini bisa mewujudkan mimpi masyarakat sejak lama. “Apa yang kami harapkan, kami impikan selama ini sudah diwujudkan dalam program TMMD ini, terimakasih Kodim 1015 Sampit,”katanya

Begitu juga dengan Kepala Desa Bapinang, ada dua jembatan yang dibangun di wilayah desanya yakni jembatan Handil Gayan dan jembatan Handil Samsu. dua jembatan itu kondisinya sudah rusak parah dan berbahaya dilewati. Alhasil dengan dibangunnya oleh satgas TMMD jembatan itu kini berubah menjadi aman dan tidak  ragu lagi dilewati. Sebelumnya mereka memperbaiki jembatan dengan swadaya mereka sendiri namun tidak bisa bertahan lama karena  hanya sekadar perbaikan tambal sulam.

Diketahui, sasaran fisik dari TMMD ini adalah   rehabilitasi  jembatan Handil Gayan ukuran  panjang 15 meter lebar 3,8 meter di Desa Bapinang Hilir.  Rehabilitasi Jembatan Handil Samsu terletak dibatas desa Bapinang Hilir dan Desa  Babirah, rehabilitasi jembatan di Desa Babirah Panjang 42 meter dan lebar 3,8 meter dan pembangunan Mushola di Bapinang Hulu yakni 6,5 meter lebar 6,5 meter. Material dasar merupakan dari kayu Ulin atau dikenal dengan kayu Besi oleh masyarakat di Kalimantan. Berbicara kualitas kayu, bisa dikatakan kayu  itu kualitas dan kekuatannya super premium. Ketahanannya mampu bertahan hingga ratusan tahun didalam air.

Kegiatan ini dimulai sejak 22 September  berakhir hingga  21 Oktober  dipastikan  sasaran fisik  itu akan tuntas dikerjakan. Kegiatan ini melibatkan, kekuatan 1 SSK Anggota gabungan TNI dan Polri. terdiri dari TNI AD, AU, AL dan Polri 125 orang,tim asitensi 25 Orang dan amsyarakat 50 Orang.

Komandan Kodim 1015 Sampit, Lertkol CZI Ahmad Safari menyebutkan program TMMD Reguler ke 109 yang merupakan program terpadu lintas sektoral di pusat maupun di daerah merupakan kepedulian TNI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan dan berlanjut sehingga tercipta dan terbina kemanunggalanTNI dan masyarakat dalam ketahanan Nasional.

“Kegiatan TMMD Reguler Ke 109 merupakan salah satu bagian dari Program Bakti TNI yang dilaksanakan oleh Satkorwil jajaran Kodim 1015/Spt. Kegiatan ini ditujukan untuk membantu mengatasi dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kemampuan satuan dan kondisi masyarakat serta pemilihan obyek kegiatan yang dirasakan lebih bermanfaat.”kata Ahmad Safari.

Adapun prioritas kegiatan kata perwira menengah Angkatan Darat ini yaitu  merehab jembatan yang layak pakai di daerah yang merupakan sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat kurang mampu. ” Program TMMD guna menciptakan dan memantapkan Kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka mendukung tugas pokok TNI dengan tidak mengurangi kesiapsiagaan satuan dalam menjaga dan mempertahankan NKRI.”kata Safari

Dia mengakui tujuan umum dari kegiatan itu untuk membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan secara fisik dan non fisik serta untuk membantu percepatan pembangunan di daerah guna mendukung pertahanan negara di darat. Dia pun melihat bahwa kondisi desa di Pulau Hanaut memang sangat perlu sentuhan pembangunan. maka dari itu  kegiatan TMMD 109 ini tidak salah lokasi. karena memang akses jembatan yang mereka bangun merupakan fungsi vital untuk penghubung desa dan kegiatan ekonomi masyarakat di desa-desa itu.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Dadang Siswanto mengakui bahwa pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak untuk pembangunan di daerah seberang Sungai Mentaya itu. Salah satu alasanya karena akses jalur darat yang masih belum ada. Sehingga pekerjaan infratruktur disana memang jauh dari harapan. “Ya jauh dari harapan memang bias kami katakana disana itu tertinggal karena memang kondisi geografis yang sulit, medan untuk kesana tidak seperti daerah-daerah lainnya,”kata Dadang

 Sehingga untuk mengatasi itu,pemerintah sudah membangun jalan dari Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga hingga ke Pulau Hanaut. Proyek jalan ini menelan dana besar sekitar Rp250 miliar  untuk pembangunan jalan hingga fungsional.“Kami akui bahwa kecamatan yang ada di Seberang Sungai Mentaya memang jauh tertinggal, sekalipun jaraknya hanya terpisahkan oleh alur Sungai Mentaya ini,”kata Dadang yang membidangi urusan infrstruktur itu.

Kesulitan para rekanan ketika ada proyek pembangunan di daerah  seberang sungai itu karena biaya angkut material hamper menyamai harga material itu sendiri. bayangkan untuk mengakut pasir cor untuk semenisasi jalan harus melalui beberapa kali proses baru bisa sampai ke lokasi proyek. material mesti diturunkan di dermaga, kemudian disalin ke kapal pengakut, kemudian selepas itu dibongkar lagi di dermaga penerima disana lagi harus mengeluarkan biaya untuk mengakut material itu ke lokasi pekerjaan.”Keluhan rekanan salah satunya juga adalah harga angkut ini yang tidak sebanding, jadi hitung untung rugi kontraktor lebih memilih tidak ikut lelang pekerjaan itu,”kata Dadang Siswanto.

Nah, dengan adanya program TMMD  reguler ke 109 ini, kata Dadang merupakan angin segar bagi mereka yang ada di desa seberang sungai itu. Harapan bisa mendapatkan pembangunan  bisa dikabulkan melalui program TNI AD ini. Dadang menyambut baik. meski disatu sisi dia menilai anggaran yang tidak sampai di nominal  setengah miliar rupiah itu sebenarnya tidaklah idea.

“Sekitar Rp500 juta anggaran untuk TMMD 109 ini. saya bilang ke pemerintah daerah  bahwa ini sebenaranya harus diperkuat anggarannya, paling tidak kita bayar Rp1 miliar untuk pelaksanaan karena programnya memang bagus bahkan saya anggap ini kita keluarkan uang segitu banyak untungnya pemerintah daerah disbanding dijadikan proyek lelang,”ujarnya saat ditemui Radar Sampit di ruang Komisi IV. 

Terpisah, Camat Pulau Hanaut, Eddy Mashami mengapresiasi dan berterimakasih kepada seluruh jajaran Kodim 1015 Sampit. Berkat adannya program TMMD  ini desa-desa yang selama ini minim pembangunan bisa merasakan jembatan yang bagus dan aman untuk dipergunakan kegiatan sehari-hari.

“Saya atas nama Camat Pulau Hanaut sangat berterimakasih dengan program TMMD ke 109 di wilayah kami ini. tentunya ini merupakan harapan kami sejak lama untuk perbaikan jembatan-jembatan yang sudah rusak sehingga dengan adanya TMMD ini sudah bisa dipergunakan dengan baik dan nyaman oleh warga kami,”kata Eddy yang juga mantan pejabat Dinas Kehutanan tersebut.(ang)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers