PANGKALAN BUN – Hingga hari kelima, tujuh jenazah yang masih terkubur di dalam lubang tambang emas sedalam 65 meter di Sungai Seribu, RT 06, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), belum berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan. Saat ini lubang tambang maut tersebut mulai mengeluarkan bau tidak sedap menyengat.
Bau tersebut diduga akibat proses pembusukan tujuh jenazah yang bercampur air dan lumpur. Tim SAR baru berhasil mengevakuasi tiga jenazah, pada Jumat 20 November 2020 dan sudah dimakamkan di pemakaman umum Samari II, Kelurahan Madurejo, Sabtu (21/11).
Camat Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat Nursyah Ikhsan mengatakan bahwa jenazah sudah beberapa hari di dalam lubang galian tersebut dan bercampur air dengan lumpur sehingga menimbulkan bau yang menyengat di permukaan lubang.
Terlebih lokasi tersebut terus diguyur hujan diduga turut menambah debit air di lubang tambang tersebut. Sementara ini pihaknya bersama tim SAR gabungan terus melakukan pemantauan, namun untuk proses evakuasi dengan masuk kembali ke dalam lubang galian belum bisa dilakukan. "Kita tunggu hingga tanggal 25 November 2020 ini, kita terus melakukan pemantauan di lokasi galian tambang tersebut," ujarnya.
Ia menegaskan apabila hingga tanggal 25 November 2020 tidak ada progres yang positif (ditemukan) maka berdasarkan hasil rapat bersama pemerintah daerah lubang tambang tersebut akan ditutup. “Namun untuk teknis penutupan lubang tambang tersebut belum diketahui. Kepastian teknis penutupan akan dibicarakan dalam rapat lanjutan saat penghentian pencarian diputuskan,” lanjutnya.
Saat ini posko tim SAR gabungan yang semula didirikan di dekat lokasi lubang tambang tersebut telah dibongkar dan dipindah ke halaman Kantor Kecamatan Arut Utara yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi tambang. “Kita pindah karena di Kantor Kecamatan fasilitas atau sarana prasarana untuk menunjang tim gabungan lebih lengkap,” pungkasnya. (tyo/sla)