SAMPIT – Keluarga Nurbaiti (12) bocah penderita polio nampak senang ketika dikunjungi Wakil Bupati Kotim M Taufiq Mukri dan rombongan, pada Kamis (12/5) lalu. Kunjungan tersebut tentunya sangat diharapkan oleh pihak keluarga, bisa merubah kehidupan mereka ke arah lebih baik.
Dalam kunjungan tersebut, juga diserahkan sejumlah bantuan barang kepada Nurbaiti. Seperti salah satu barang kesukaannya yakni kasur, yang biasa digunakannya untuk berguling-guling sambil tertawa.
Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah (Setda) Kotim Multazam, yang turut serta mengunjungi mengatakan, kedatangan pihaknya bersama rombongan wakil bupati semata-mata bertujuan untuk membangkitkan semangat hidup, bahwa dalam kehidupan yang dijalani selalu ada hikmahnya.
“Kami semua urunan, termasuk wakil bupati, dan datang ke tempat bapak Masrani ini untuk bertemu langsung dengan Nurbaiti. Memang tujuannya hanya memberikan bantuan pribadi saja, dan sengaja tidak mengabari siapa-siapa,” terangnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Ditambahkan Multazam, tujuan mendatangi Nurbaiti itu juga dalam rangka untuk memberikannya semangat hidup, dan dirinya berharap bantuan yang diberikan itu benar-benar bisa membantu dan bermanfaat.
Terpisah Masriani selaku ayah Nurbaiti saat dibincangi mengungkapkan, bahwa mereka sangat terbantu dengan apa yang diberikan wakil bupati dan rombongan. Dan bantuan itu diakunia menjadi hadiah pertama bagi mereka.
“Awalnya tidak menyangka bapak wakil bupati bisa datang dan mau menengok kami. Banyak yang diberikan ada beras, kasur, dan uang yang diberikan nanti untuk mengurus Nurbaiti. Kami sangat berterima kasih atas bantuan semuanya dalam rombongan bapak Taufik Mukri. Dan mohon maaf saat berkunjung kalau ada hal yang kurang berkenan, karena keadaan kami memang seperti ini,” paparnya.
Ditambahkannya, berkaitan dengan rencana dirinya ingin menjual tanah untuk mengobati anaknya tersebut, hal itu sudah dibatalkannya. Dirinya mendapatkan saran dari wakil bupati Kotim agar tanah dan kebunnya tidak perlu dijual. “Jadi saya harus berjuang keras dengan cara lain untuk keluar dari permasalahan ini, bukan dengan cara menjual kebun karet ini,” tandas Masriani. (mir/gus)