SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 10 Mei 2016 16:48
Kasihan, Anak Mengidap Polio, untuk Makan saja Berharap Tetangga
BERHARAP BANTUAN PEMERINTAH: Masriani dan Nurbaiti di rumahnya, Senin (9/5). (FOTO: AMIRUDIN/RADAR SAMPIT)

Lebih satu dekade sang ayah memendam derita batin melihat anaknya menderita poliomielitis alias polio. Penyakit itu melumpuhkan putrinya.

AMIRUDIN, Sampit

Waktu terasa berlalu begitu saja bagi Masriani. Dua belas tahun pria itu menahan sakit hati melihat nasib putrinya, Nurbaiti. Bocah itu lumpuh akibat dibekap penyakit yang diduganya polio. Berbagai tempat berobat telah dikunjungi. Namun nasib putrinya belum jua berubah.

Masriani kini sudah kian termakan usia. Umurnya memasuki 58 tahun. Kulitnya mulai keriput. Tak banyak tenaga yang tersisa untuk bekerja mengumpulkan rupiah. Untuk makan sehari-hari saja dia berharap bantuan warga sekitar. Kadang mereka harus mensyukuri nasi tanpa lauk yang diberikan untuk menyambung hidup.

”Beginilah keadaannya,” kata Masrani kepada Radar Sampit yang datang berkunjung ke kediamannya di Jalan Metro TV, Kelurahan Ketapang, Kecamatan MB Ketapang, Senin (9/5) kemarin.

Kisah pahit itu dimulai sejak 12 tahun silam. Kala itu, Masrani hidup bersama istri dan dua anaknya. Mereka baru pindah dari Desa Bapinang Hulu, Kecamatan Pulau Hanaut.

”Sejak umur empat bulan, dia (Nurbaiti) sudah seperti ini (sakit). Awalnya hanya muntaber, dari situ sudah terlihat ada kelainan,” tutur Masriani.

Mereka sudah mencoba berobat ke beberapa puskesmas. Namun dokter memvonis bocah itu menderita penyakit polio. ”Kami diberitahu tidak ada jalan untuk anak saya sembuh,” sambung dia.

Nurbaiti tak bisa berdiri. Hanya bisa tertawa. Bicaranya juga tidak jelas. Namun tak jarang dia terlihat senang dan bahagia. Keluarga itu tinggal di rumah berukuran 2x4 meter yang berbahan kayu.

Dengan gerakan khusus, sepertinya Nurbaiti juga ingin berbagi cerita saat Radar Sampit berkunjung. Dia bergerak dengan berguling ke sana kemari tak beraturan.

Dengan usia 12 tahun, Nurbaiti mestinya sudah duduk di bangku sekolah dasar. Namun itu tak terjadi lantaran tak ada yang bisa diperbuat keluarganya untuk menyembuhkannya. Mereka tak memiliki cukup dana.

Enam tahun lalu, istri Masriani, yang juga ibu Nurbaiti, memilih kabur dari rumah. Dia meninggalkan keluarga itu untuk menjalani hidup baru tanpa anak dan suaminya.

”Ibunya sudah tidak tahan dengan keadaan hidup dan kondisi anaknya, mungkin tidak mau lagi mengurus anak ini (Nurbaiti),” ucap Masriani yang tidak ingin lagi mengingat istri yang sudah diceraikannya itu.

Sejak 2001 Masrani bekerja serabutan. Apa saja yang bisa dilakukan akan dikerjakannya untuk mendapatkan uang demi menghidupi keluarga. Terkadang dirinya pergi mencari ikan di sungai dan sekitar parit. Tidak banyak yang bisa didapatkan.

”Terkadang mengambil upah menebas rumput, itu jika ada yang meminta, jika tidak maka diam saja. Kebun karet usianya masih muda dan belum bisa menghasilkan getah. Untuk saat ini saya juga sakit-sakitan dan tidak bisa bekerja. Terkadang tetangga sering datang dan mengantarkan beras dan gula untuk kami,” ungkap Masrani sambil tersenyum.

Sehari-hari Masrani dibantu anak keduanya, Siti Dewi (7), yang masih kelas dua sekolah dasar. Siti Dewi biasanya membantu memasak.

Siti tampak malu dengan kondisi mereka, namun dirinya berusaha untuk terlihat lebih baik. Setiap hari Siti berada di dapur di samping rumah mereka. Dapur itu beratap terpal dengan lantai tanah.

Tak sedikit warga yang turut membantu. Misalnya Mina (40), yang kerap membantu merawat Nurbaiti, seperti mencukurkan rambutnya.

Masriani berharap pemerintah memperhatikan mereka. Bukan makanan atau harta. Tetapi membantu pengobatan untuk lepas dari penyakit anaknya. (mir/dwi)


BACA JUGA

Jumat, 22 November 2024 10:42

Harapan Baru Tingkatkan Kualitas Beras Lokal

SAMPIT – Pembangunan Rice Milling Plant (RMP) di Desa Lampuyang,…

Kamis, 21 November 2024 10:45

Kotim Raih Penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum

SAMPIT -  Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  mendapatkan  nominasi  Program …

Rabu, 20 November 2024 10:37

Kotim Tingkatkan Kualitas SDM Pariwisata Lewat Pelatihan Sadar Wisata

SAMPIT -  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) …

Selasa, 19 November 2024 10:49

Ratusan Peserta Tes CPNS Tidak Hadir

SAMPIT -  Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil…

Selasa, 12 November 2024 10:34

Guru Penggerak Dibekali Keterampilan Kepemimpinan

SAMPIT -  Balai  Guru  Penggerak  Provinsi  Kalimantan  Tengah  (Kalteng) …

Jumat, 08 November 2024 10:44

Tutupi Kekosongan Jabatan, Penuhi Kebutuhan Pegawai

SAMPIT – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kotawaringin Timur (Kotim)…

Rabu, 06 November 2024 09:58

Kotim Raih Bhumandala Award 2024

 SAMPIT -  Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  menorehkan prestasi gemilang di…

Selasa, 05 November 2024 10:34

Dana BLUD Rumah Sakit untuk Fasilitas, Gaji ASN Tetap Ditanggung Daerah

SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)  menyatakan bahwa dana…

Jumat, 01 November 2024 16:40

Puluhan Anggota TNI Aktifkan Identitas Kependudukan Digital

SAMPIT -  Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 30 Oktober 2024 13:17

Pemkab Kotim Serius Terapkan SPBE

SAMPIT -  Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendapat apresiasi dari…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers