Peningkatan aktivitas dan dinamika atmosfer seperti cold surge atau seruakan massa udara dingin dari Asia menuju wilayah Indonesia berpotensi meningkatkan curah hujan dalam periode sepekan ke depan. Selain itu aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial di beberapa wilayah serta pola tekanan rendah yang memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal secara signifikan juga berpotensi memicu cuaca ekstrem.
Kepala Stasiun Meteorologi (Stamet) Iskandar Pangkalan Bun Aqil Ikhsan menegaskan bahwa Indek Enso (La Nina) masih di atas normal sehingga signifikan untuk peningkatan hujan, adanya belokan angin dan konvergensi mempengaruhi juga intensitas hujan dan angin kencang di wilayah Kotawaringin Barat.
Dengan begitu terdapat potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat disertai petir, angin kencang, dan gelombang tinggi.”Dan dampaknya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, serta pohon tumbang,” terangnya, Senin (17/1). Untuk itu ia mengimbau dengan cuaca ekstrem sepekan ke depan, diharapkan kepada masyarakat untuk mewaspadai tumbangan pohon dan Sambaran petir, terlebih kecepatan angin saat hujan terjadi berkisar di kecepatan 20 kilometer per jam. Ia juga memperingatkan terhadap potensi gelombang tinggi diperairan laut Jawa terutama kepada para nelayan, kapal tongkang serta kapal Ferry.
“Kepada masyarakat yang berada di pesisir pantai yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diharapkan untuk bersikap waspada,” pungkasnya. (tyo/sla)