Terowongan Nur Mentaya di Jalan Tjilik Riwut yang jadi ikon baru Kota Sampit dijamin tak akan mudah roboh. Bahkan, tiang melengkung itu disebut-sebut tahan dari terpaan angin badai. Di sisi lain, salah satu ornamen terowongan tersebut dirusak orang tak bertanggung jawab. ”Pemasangan tiang dijamin aman dari terpaan angin badai, karena sudah dilakukan uji terpaan angin. Ke depannya kemungkinan ada perubahan metode pada sambungan tiang di bagian atas,” kata Rian Afriyandi, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Sungai Danau dan Penyeberangan Dinas Perhubungan Kotim, Selasa (13/12).
Pada setiap tiang lengkung senilai Rp 75 juta itu telah menggunakan lampu LED strip yang dilengkapi ornamen khas Kotim. Untuk menerangi jalan, Terowongan Nur Mentaya dilengkapi 9 alat KwH meter. Masing-masing berkapasitas 13.200 volt ampere dengan total 118.800 volt ampere.
”Antisipasi saja apabila ke depannya ada penambahan lampu dan pernak-pernik lain, ke depannya sudah siap listriknya. Lampu menyala 12 jam dalam semalam,” katanya. Rian melanjutkan, selama proses pemasangan tiang penerangan Terowongan Nur Mentaya berlangsung, banyak masukan publik agar lokasi itu lebih baik. Mulai dari aspal yang masih bergelombang dan menimbulkan genangan air ketika hujan hingga pemasangan tiang yang dikhawatirkan dapat jatuh apabila diterpa angin. ”Masukan dari masyarakat kami terima dengan baik, karena memang harus ada masukan supaya dapat jadi bahan evaluasi. Untuk pemasangan tiang lengkung yang saat ini hanya dibaut, dalam waktu segera akan dicor beton agar semakin kuat,” ujarnya.
Menurut Rian, Terowongan Nur Mentaya masih dalam tahap pemeliharaan. ”Masa pemeliharaan sampai enam bulan atau Mei 2023. Jadi, ini masih kami cek secara rutin apabila ada yang perlu diperbaiki,” katanya.
Rian berharap masyarakat Kotim dapat ikut menjaga dan merawat Terowongan Nur Mentaya tanpa melakukan pengrusakan, apalagi pencurian. Pasalnya, sebelum menyala perdana, ada ornamen yang sengaja dirusak oknum tak bertanggung jawab. ”Sebelum peresmian, ada akrilik dan lambang Kotim yang pecah karena dirusak oknum yang tidak bertanggung jawab. Itu sudah diperbaiki. Ke depannya kami berharap masyarakat saling menjaga dan merawat. Kami berharap Terowongan Nur Mentaya dapat meningkatkan kunjungan wisata, semakin menarik masyarakat dari kabupaten tetangga untuk datang berkunjung ke Sampit,” ujarnya.
Terowongan Nur Mentaya merupakan salah satu program Harati (Halikinnor -Irawati) untuk mewujudkan Kotim terang. Pemkab Kotim menganggarkan Rp14,8 miliar untuk pengadaan tiang melengkung pada sisi kanan dan kiri layaknya seperti terowongan cahaya. Pemasangan PJU dikerjakan PT Inti Mitra Electrindo sebagai jasa pelaksana dan CV Wahana Karya Desain sebagai konsultan. Proyek mulai dikerjakan Agustus 2022 lalu dan sudah diresmikan atau nyala perdana oleh Bupati Kotim Halikinnor bersama unsur pejabat pada Sabtu (10/12) lalu.
Total ada 172 tiang yang didesain melengkung di sepanjang 2.500 meter, mulai dari Bundaran Samekto sampai Stadion 29 November Jalan Tjilik Riwut. Setiap sisi kanan dan kiri terdiri 86 tiang melengkung yang berjarak 30 meter dari tiang satu ke tiang berikutnya. Ada pula tiang lurus dengan tambahan ornamen ikan jelawat khas ikon Sampit yang dipasang di median jalan (posisi tengah) sebanyak 18 tiang mulai dari Hotel Wella kearah Bundaran Habaring Hurung. (hgn/ign)