Pasar Murah yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) di Kecamatan Baamang diwarnai ricuh, Kamis (16/3). Pasalnya, banyak warga yang tidak sabar untuk menebus komoditas pangan strategis yang telah disubsidi pemerintah daerah tersebut. Wina, warga Kecamatan Baamang yang ikut mengantre untuk bisa menebus paket bahan pokok dengan nominal Rp50 ribu, mengaku sudah cukup lama mengantre. ”Saya datang tadi sudah banyak yang antre. Ini saja sudah antre lama,” ujarnya.
Warga yang telah mendapatkan kupon yang dibagikan pihak kelurahan melalui RT bisa menukarkannya dengan paket kebutuhan pokok. Harga di pasaran untuk satu paket bahan pokok sebesar Rp 150 ribu, terdiri dari minyak goreng 2 liter, beras 5 kg, gula 1 kg, bawang merah dan bawang putih masing-masing seberat 1/2 kg. Satu paket tersebut disubsidi sebesar Rp100 ribu. Masyarakat hanya menebusnya dengan harga Rp50ribu per paket.
Saling berdesakan saat pelaksanaan pasar murah tak terhindarkan. Akibatnya, penyelenggara dengan masyarakat yang mengantre sempat ribut. Banyak warga yang tidak sabar bisa segera menukarkan kupon dengan satu paket bahan pokok. Selain itu, lelah mengantre juga memicu warga protes kepada penyelenggara. Kondisi itu menyebabkan petugas beberapa kali harus menjeda pembagian paket, menunggu sampai warga bener-benar terkendali. ”Pembagiannya kita break dulu sampai semua tenang dan mengikuti arahan dengan tertib. Yang sudah pegang kupon pasti kebagian. Tenang saja,” ujar salah satu petugas melalui pengeras suara. Warga lainnya yang sudah berusia lanjut bahkan sampai harus bergantian dengan anaknya karena tidak sanggup antre.
”Kasihan ibu saya tidak sanggup antre, jadi gantian. Kesiapan dari pembagian itu sepertinya kurang, makanya antre sampai lama. Alasannya lambat ada yang belum ditimbang dulu bawangnya,” kata Marni yang mengantre sampai sekitar pukul 13.00 WIB. Kepala Disperdagin Kotim Zulhaidir mengatakan, kekhawatiran warga tidak kebagian paket menyebabkan keributan sering terjadi saat penyelenggaraan pasar murah.
”Mungkin karena ada ketakutan tidak mendapatkan, padahal kalau sudah pegang kupon pasti dapat, cuma biasanya warga begitu. Kalau misalnya kurang pengamanan, nanti dikiranya barangnya tidak cukup, karena ada pengalaman dengan provinsi waktu itu,” ungkapnya. Dia menuturkan, pasar murah tersebut diselenggarakan di empat lokasi, yakni di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kotabesi, Mentawa Baru Ketapang, dan Baamang. Total keseluruhan 10.000 paket bahan pokok bersubsidi.
”Di MHS dan Kotabesi masing-masing 150 paket. Ketapang dan Baamang masing-masing 3.500 paket. Empat kecamatan semuanya sudah selesai hari ini,” katanya. Menurut Zulhaidir, pasar murah sengaja digelar sebelum Ramadan untuk mengendalikan inflasi. Apalagi saat ini harga bawang merah maupun putih sedang naik. Untuk stabilitas harga, pada pasar murah kali ini pihaknya juga memasukkan komoditas bawang dalam paket pangan subsidi. (yn/ign)