Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dibuat repot dengan ulah dua pria dan satu perempuan yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Ketiganya telah ditangani dan dirawat di rumah sakit. Sebagian dipulangkan ke rumah keluarganya.
HENY-radarsampit.com, Sampit
Sebagian warga Kota Sampit yang tinggal di wilayah Baamang mungkin tak asing dengan pria bertubuh gempal yang kerap tidur di sembarang tempat, dekat perempatan Jalan Hasan Mansur-Wengga-Tjilik Riwut. Pria yang diketahui berinisial Ro itu kembali ditemukan tiduran di depan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) depan Hotel Wella. Meski tak menganggu, Rony cukup menarik perhatian warga setempat karena pakaiannya yang compang-camping, kadang tak pakai celana atau mengenakan celana kolor yang mengekspose sebagian pantat-nya dan areal vitalnya. Pria itu sering keluyuran dan jarang mandi, sehingga menimbulkan bau tak sedap. Dinsos Kotim telah beberapa kali menangani pria tersebut dan memberikan pakaian yang layak pakai.
Namun, karena Ro mengalami gangguan kejiwaan, ia tak begitu memperhatikan penampilan dan tetap memakai pakaian sembarangan. ”Ada laporan dari warga yang kami terima. Ro langsung ditangani Dinsos saat tiduran di depan ATM. Sebenarnya Dinsos Kotim sudah pernah menangani dan mengenakannya pakaian yang layak pakai. Namanya tidak terurus dan keluarganya juga kurang peduli, dia keluar lagi berpakaian seperti itu,” kata Sumidi, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Disabilitas Dinsos Kotim Sumidi, Jumat (28/4).
Sebelum dirawat ke rumah sakit, Sumidi membawa Ro ke Jalan Tjilik Riwut kilometer 3 RT 2 RW 1, Kelurahan Baamang Barat. ”Ini katanya rumahnya, Rony tapi sudah dijual, jadi kosong begitu saja. Di depan ada pedagang buah yang kadang bantu mengurus Ro. Di situ Ro saya mandikan dulu dan saya bawakan pakaian layak pakai dan langsung dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit di Ruang Teratai. Sampai sekarang Rony masih dalam perawatan dokter,” ujarnya. Sumidi berharap pihak keluarga Ro bisa menjemput dan mengurusnya setelah keluar rumah sakit.
”Namanya ditanggung BPJS Kesehatan, semua ODGJ yang dirawat di rumah sakit hanya diberikan waktu dua minggu saja. Ini tinggal sepuluh hari lagi. Rony harusnya keluar dari rumah sakit. Kami harapkan keluarganya mau menjemput dan mengurus Ro dan tetangga di lingkungannya berada menerima Ro apa adanya,” ujarnya.
ODGJ berikutnya yang ditangani Dinsos Kotim berinisial Ar (31). Dia tinggal di Jalan Nganen RT 1/RW 1 Kelurahan Parenggean, Kecamatan Parenggean, Kotim. Pemuda ini dikabarkan mengamuk tak jelas, sehingga Dinsos Kotim langsung merekomendasikan pihak kelurahan setempat dan keluarganya membawanya ke rumah sakit agar kesehatan jiwanya dapat segera ditangani dan tidak sampai merugikan atau melukai warga sekitar.
”Kami menerima laporan dari Tenaga Kerja Sosial Kelurahan (TKSK) Parenggean ada pemuda ngamuk-ngamuk. Dinsos Kotim sudah merekomendasikan agar pihak keluarga dan pihak kelurahan setempat membantu mengirimnya. Pemuda itu sudah diantar ke rumah sakit Rabu (26/4) lalu dan sekarang masih dalam perawatan di rumah sakit,” ujarnya.
ODGJ ketiga berjenis kelamin perempuan berinisial WM (27). Berdiam di Jalan Irian Jaya RT 17/RW 4 Desa Beringin Agung, Kecamatan Antang Kalang, Kotim. Sekilas dari penampilannya, perempuan ini nampak seperti normal. Berpakaian necis gaya sosialita. Namun, dia memiliki gangguan kejiwaan.
”Orang ini halusinasi sampai sesat ke Banjarbaru, yang memang sebenarnya itu tempat kelahirannya. Dinsos Banjarbaru sana sempat menangani. Setelah dilihat KTP-nya tinggal di Kotim, dia diantar ke Sampit sekitar pertengahan Ramadan lalu,” ujar Yunus Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial. Dinsos Kotim berupaya mencari tahu keberadaan keluarganya. Pihak keluarga akhirnya mau menjemput dan kemudian dipulangkan pada Rabu (26/4), setelah dirawat selama 12 hari di RSUD dr Murjani Sampit.
”Setelah kami hubungi pihak keluarganya, katanya dia ini sering hilang dan keluarganya sudah biasa karena nanti balik lagi. Keluarganya sudah menjemput Rabu lalu, kami berharap pihak keluarga benar-benar menjaga dan mengurus. Jangan sampai terlantar lagi. Kasihan. Apalagi ini perempuan. Kalau ada laki-laki di jalan yang berniat jahat, kasihan, karena sudah pernah kejadian ODGJ yang sampai hamil punya anak, tapi tidak tahu siapa pria yang menghamilinya,” ujarnya.
Kepala Dinsos Kotim Wiyono mengatakan, tiga ODGJ tersebut ditangani Dinsos Kotim dalam rentang waktu berdekatan. Sebelumnya, pihaknya telah berkali-kali menangani ODGJ yang keluyuran di jalanan dan tak terurus.
”Dua orang ini dirawat dan satu perempuan ini sudah dipulangkan dijemput keluarganya. Kami mengimbau kepada siapa saja keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan kejiwaan agar dirawat dan diurus, jangan dibiarkan terlantar. Dukungan dan perhatian keluarga dan warga sekitar sangat diperlukan. Tidak kalah penting peran tetangga di lingkungannya, RT/RW, desa, kelurahan, dan kecamatan agar tidak mengabaikan. Apa pun kondisinya, ODGJ ini adalah warga Kotim yang berhak mendapatkan perlindungan dan harus ditangani bersama agar tidak sampai buat onar dan tidak meresahkan warga,” tegasnya. (***/ign)