SAMPIT – Beberapa bangunan berdiri di atas tanah pemakaman di Jalan Jenderal Sudirman Km 6, Kelurahan Pasir Putih, yang kini tengah dipermasalahkan. Konon bangunan itu merupakan bagian dari perumahan. Luas lahan perumahan itu sekitar satu hektare, dan disebut-sebut milik seorang oknum pejabat di Kotim.

Seperti yang dituturkan tokoh masyarakat Tionghoa Ayes Dinda, dari lahan pemakaman seluas 1.000 x 1.500 meter itu, 100 x 100 meter di antaranya sudah diperjualbelikan kepada sejumlah warga.

”Sudah jadi perumahan, satu hektare tanah itu sudah berdiri bangunan. Ada empat oknum, di antaranya dua orang pejabat yang pasti terlibat,” jelas Ayes saat dijumpai Radar Sampit, Selasa (31/5) kemarin.

Lahan kuburan yang dijadikan perumahan itu sebelumnya dijual dengan harga ratusan juta rupiah. Dijelaskan Ayes, lahan untuk pemakaman umat muslim bahkan sudah tidak ada lagi. Sebab sudah dikapling sejumlah oknum, dan dijual.

”Saya telepon, tanah dengan ukuran 100 x 100 meter itu sudah dijual kepada orang lain dengan harga Rp 400 juta. Itu terserah dia, yang jelas itu tanah kuburan. Jika ada yang mau memakamkan orang yang sudah meninggal, jangan salahkan akan dimakamkan di perumahan itu,” terang Ayes.

”Paling banyak yang terlibat di BPN. Saya tidak menyebutkan siapa namanya, yang jelas mustahil tidak tahu, saat membuat sertifikat baru di atas lahan kuburan itu,” tutupnya.

Saat Radar Sampit mencoba menghubungi seorang oknum pejabat yang disebut terlibat pengaplingan tanah kuburan itu, yang bersangkutan sedang tak di tempat. Informasinya, dia sedang dinas luar. Seorang staf yang menemui Radar Sampit hanya menyampaikan agar tidak mempertanyakan sesuatu yang bisa membuat oknum itu tersulut amarah.  (co/ang/mir/dwi)

Baca Juga: ASTAGFIRULAH, Pejabat Kotim Diduga Kavling dan Jual Tanah Kuburan