PALANGKA RAYA – Kasus pelecehan seksual oleh pria berinisial AF (25) yang mengisap kemaluan bocah berusia 11 tahun, dipastikan tidak dihentikan. Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Palangka Raya melanjutkan kasus tersebut setelah sebelumnya sempat dikabarkan kasus dihentikan karena pelaku dan korban ada hubungan keluarga.
”Jadi, kemarin itu katanya ada ikatan keluarga, ternyata setelah diselidiki antara korban dan pelaku tak ada hubungan apa-apa. Saya pastikan tidak ada penghentian kasus. Posisi sekarang pengaduan sudah ditingkatkan,” kata Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli, Kamis (16/6).
Lili menegaskan, tidak akan membebaskan terduga pelaku dari jeratan hukum. AF dikenakan wajib lapor sambil penyidik melengkapi alat bukti. ”Tidak ada dibebaskan, kita kenakan wajib lapor. Prosesnya berjalan terus,” tegas Lili.
---------- SPLIT TEXT ----------
Menurut Lili, terduga pelaku dikenakan wajib lapor karena penyidik menyakini AF tidak akan melarikan diri. ”Sambil menunggu alat bukti yang lain, pasti proses hukumnya terus berlanjut, sementara sudah ada tiga saksi, termasuk korban,” jelasnya.
Kanit PPA Polres Palangka Raya Bripka Sugeng mengatakan, terduga pelaku melakukan pelecehan dan pencabulan karena spotanitas. Hal itu disebabkan setiap hari AF memuaskan nafsunya sendirian. Jika itu tak dilakukan, kepalanya akan sakit.
Sugeng menuturkan, saat beraksi AF menjanjikan memberi uang Rp 5 ribu. Saat kejadian sebenarnya AF berniat mencari pisang untuk makanan berbuka puasa. ”Nah saat lewat, muncul niat itu. Lihat korban dan langsung beraksi. Kita juga akan periksa kejiwaan terlapor,” pungkasnya. (daq/ign)
