KUALA KURUN - Penjabat (Pj) Bupati Gunung Mas (Gumas) Herson B Aden menerima penghargaan terbaik pertama pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting (ISPS). Kemudian terbaik kedua bina keluarga balita (BKB) tingkat Provinsi Kalteng, dalam kegiatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, Hari Anak Nasional ke-40, dan Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Se Provinsi Kalteng tahun 2024.
"Penghargaan itu merupakan apresiasi karena angka stunting di Kabupaten Gumas terendah Se Provinsi Kalteng, bahkan lebih rendah dari nasional, serta dukungan dan partisipasi aktif dalam program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana," ujar Pj Bupati Gumas Herson B Aden, usai menerima penghargaan, Senin (9/9).
Menurutnya, tantangan terbesar dalam pembangunan keluarga adalah tingginya prevalensi stunting yang menjadi sebagai salah satu indikator kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini harus dapat diatasi karena dapat berdampak pada masa depan, termasuk penurunan produktivitas.
"Fokus dalam waktu dekat ini adalah intervensi atau pendampingan terhadap calon pengantin (catin), ibu hamil, dan balita. Kami harap balita yang mengalami masalah gizi terlihat dari hasil intervensi serentak di posyandu," terang Herson.
Kemudian lanjutnya, di posyandu juga dapat memberikan intervensi baik yang spesifik, seperti air susu ibu (ASI) dan pemberian makanan tambahan (PMT), maupun yang sensitif seperti penyediaan air bersih, sanitasi dan keluarga berencana (KB).
"Dengan upaya itu, maka prevalensi stunting terus menurun dan tidak ada lagi anak-anak yang terkena stunting," imbuh Herson.
Sementara itu, Deputi bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Sukaryo Teguh Santoso mengapresiasi seluruh jajaran pemerintah provinsi, kabupaten/kota Se Kalteng, tokoh dan akademisi atas dukungannya terhadap program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting di Kalteng.
"Secara demografis, sekarang ini wanita Indonesia melahirkan rata-rata 2,18 anak. Itu berbeda dengan kondisi pada tahun 1971, dimana setiap wanita melahirkan rata-rata 5,6 anak. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk ikut program KB," paparnya.
Terpisah, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengakui, kemiskinan merupakan salah satu penyebab stunting. Itu dikarenakan ibu hamil yang tidak mampu memenuhi gizi anak semenjak dalam kandungan dan 1.000 hari pertama kehidupan. "Untuk itu, saya minta seluruh pihak untuk bergerak dalam upaya penurunan angka stunting," tandasnya. (arm/gus)