NANGA BULIK- Lunturnya budaya lokal pada generasi muda menjadi kekhawatiran berbagai pihak. Menjaga keberlanjutan adat di era modern bukanlah pekerjaan yang mudah.
Mayzelda, siswi SDS Nirmala Cendekia binaan PT Nirmala Agro Lestari (NAL) justru melakukan pelestarian Dayak melalui hobinya. Meskipun berusia muda, dirinya termasuk siswa yang melek terhadap kelestarian budaya lokal. Melalui gambar yang menjadi wadah untuk bercerita, Mayzelda memperkenalkan budaya-budaya Dayak yang menampilkan berbagai tradisi, tempat dan simbol kebudayaan dari Kalimantan Tengah.
Dirinya menampilkan tradisi seperti babukung atau upacara kematian, juga mengangkat kisah Nyi Balau, sang pahlawan wanita dari Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Udah hobi gambar dari kecil, sejak TK, terus sering ikut-ikut lomba juga,” tutur Mayzelda tersipu malu.
Terinspirasi dari festival budaya yang sering dikunjunginya, Mayzelda mulai mengintegrasikan berbagai macam budaya melalui karyanya.
Siswa yang merupakan anak seorang perantau yang bekerja di salah satu perkebunan kelapa sawit ini pun bercita-cita menjadi seorang pelukis.
Salah satu pencapaian terbesarnya ketika Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) dan Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendibud) memberikan penghargaan dalam ajang kejuaraan Festival & Lomba Seni Siswa Nasional 2024.
Mayzelda akan terus berkarya dan memperkaya pengetahuannya dalam bidang kebudayaan nusantara lainnya untuk dimasukkan dalam gambar yang bercerita.
Selain Nyi Balau dari Kalteng, Meyzalda juga pernah menorehkan prestasi melalui gambar Malahayati, seorang laksamana perempuan pertama yang berasal dari Aceh.
Tokoh-tokoh pahlawan perempuan ini menjadi salah satu sumber inspirasi karyanya.
"Tahunya dari cerita-cerita rakyat, ada yang tahu dari sekolah, kadang tahu sendiri kalau belajar sendiri atau ke festival budaya di sini (Lamandau),” ungkapnya.
Nyi Balau, seorang panglima perempuan Dayak, yang dikenal dengan selendang sakti sebagai senjata pamungkasnya. Kisahnya melegenda di Kalteng yang mengkisahkan seorang pahlawan perempuan berambut panjang yang menegakkan ketentuan adat, meskipun sosoknya yang pemberani, Nyi Balau dikenal sebagai wanita baik hati dan sopan.
Sosok inspirasi Meyzalda ini dituangkan dalam gambar yang menceritakan legenda rakyat Kalteng. Gambarnya pun mengantarkan Meyzalda dalam memenangkan kejuaran tingkat provinsi di awal tahun ini.
Selain Nyi Balau, salah satu karyanya yang mengisahkan laksamana perempuan pertama dari Aceh juga membuat Meyzalda memenangkan kejuaraan nasional oleh BPTI dan Kemendikbud. Malahayati, yang dikisahkan memimpin 2.000 janda untuk berperang dalam melawan Belanda di masa penjajahan Indonesia.
“Gambarnya mengkisahkan tokoh pahlawan perempuan yang mungkin belum banyak dikenal. Biar cuma gambar, tapi bisa bercerita tentang kisah mereka melalui judulnya, jadi orang-orang bisa tahu kisahnya,” tutur Meyzalda.
Dikenal sebagai siswa yang pemalu, Meyzalda diakui oleh gurunya sebagai anak yang senang menuangkan imajinasinya melalui karya-karya gambar. Erna, salah satu guru SDS Nirmala Cendikia berkata gambar menjadi salah satu wadah pembelajaran anak untuk mengenal kebudayaan lokal setempat.
“Dengan gambar, siswa lebih tertarik untuk mempelajari kisah-kisah legendaris ataupun historis mengenai sosok inspiratif yang ada di Nusantara, terlebih mengenai budaya Dayak. Karya Meyzalda menjadi salah satu alat untuk memperkenalkan berbagai simbol dan tradisi kebudayaan yang mungkin sudah banyak luntur di generasi muda,” ungkapnya. (mex/yit)