SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membuka tahun anggaran 2025 dengan capaian positif. Hingga akhir Maret, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) berhasil menembus angka Rp64,6 miliar atau setara 15,59 persen dari target tahunan sebesar Rp414,5 miliar.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kotim Ramadansyah mengatakan, capaian ini sesuai bahkan sedikit melampaui proyeksi triwulan pertama yang dipatok di kisaran 15 persen.
”Secara umum, ini indikasi bahwa strategi penarikan pajak dan retribusi mulai menunjukkan hasil. Kami optimistis tren ini bisa dipertahankan hingga akhir tahun,” ujar Ramadansyah.
Adapun total pendapatan daerah yang ditargetkan tahun ini mencapai Rp2,27 triliun, dengan realisasi hingga Maret sebesar Rp291,8 miliar atau 12,84 persen. Dari berbagai komponen PAD, pajak daerah masih menjadi tulang punggung utama.
Dari target pajak daerah sebesar Rp245,8 miliar, telah terkumpul Rp38 miliar, dengan kontribusi terbesar datang dari sektor Pajak Barang dan Jasa Tertentu, yakni Rp13,6 miliar.
Komponen terbesar dalam kelompok ini adalah pajak ketenagalistrikan yang menyumbang Rp9,8 miliar, disusul pajak makanan dan minuman, serta jasa perhotelan, parkir, kesenian, dan hiburan.
Sektor lain yang mencatat kemajuan adalah pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) dengan total penerimaan mendekati Rp17 miliar.
Sementara itu, penerimaan dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) juga menunjukkan progres positif. Dari target Rp35 miliar, telah terealisasi sekitar Rp3 miliar, khususnya dari transaksi jual beli tanah dan bangunan.
”Terkait BPHTB dari sektor perkebunan, prosesnya masih berjalan karena harus melalui tahapan di Kementerian LHK dan ATR/BPN. Nilainya besar, dan kami terus memantau perkembangannya,” imbuh Ramadansyah, yang juga menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Sampit.
Ia menegaskan, komitmen daerah untuk mengejar potensi-potensi pendapatan lain juga terus diperkuat, terutama dari perusahaan besar. Pajak ketenagalistrikan hasil produksi sendiri, penggunaan air tanah, serta PBB-P2 menjadi perhatian khusus.
Di tengah tantangan ekonomi, optimisme tetap dikedepankan. Pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi pengelolaan data pajak menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengoptimalkan penerimaan.
”Dengan sinergi lintas sektor dan dukungan teknologi, kami yakin target PAD 2025 bisa tercapai,” tutupnya. (yn/ign)