SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendorong agar pelatihan penyelamatan di air (Water Rescue) tidak hanya terbatas untuk personel instansi, tetapi juga menyasar kalangan pelajar dan Pramuka. Hal ini disampaikan Pj Sekda Kotim Sanggul Lumban Gaol saat membuka pelatihan bersama pertolongan air yang digelar BPBD Kotim di Danau Alam Salju, Selasa (22/4) lalu.
“Pelatihan seperti ini sebaiknya mulai diperluas. Kita perlu membina kader dari kalangan Pramuka Penegak dan siswa SMA. Ini bagian dari investasi jangka panjang untuk ketangguhan daerah,” ujarnya.
Menurut Sanggul, keterampilan penyelamatan idealnya dikenalkan sejak dini. Pelajar dinilai sebagai kelompok strategis untuk dibekali kemampuan dasar menghadapi situasi darurat, sekaligus menumbuhkan kepedulian sosial dan semangat gotong royong.
“Kalau sejak SMP atau SMA mereka sudah dilatih, saat dewasa mereka tidak akan canggung menghadapi situasi bencana,” katanya.
Pelatihan Water Rescue tersebut diikuti 47 peserta dari BPBD, Pos SAR, BKSDA, dan undangan. Kegiatan mencakup teori, praktik lapangan, simulasi evakuasi, serta studi kasus. Dengan mengusung tema “Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan dengan Semangat Kebersamaan”, pelatihan menekankan pentingnya kerja tim dalam penanganan bencana.
Sanggul menyebut kegiatan ini sebagai langkah maju BPBD dalam membangun kesiapsiagaan lintas sektor. Ia menekankan bahwa operasi penyelamatan tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus melibatkan sinergi antarlembaga, termasuk peran aktif masyarakat.
“Ketika bencana datang, kita tidak boleh sibuk mencari siapa yang bisa turun. Kita harus sudah punya tenaga terlatih yang tahu tugasnya. Karena itu pelatihan seperti ini harus terus berlanjut dan makin inklusif,” tegasnya. (yn/yit)