SAMPIT — Ancaman banjir rob kembali mengintai wilayah pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), khususnya kawasan Teluk Sampit dan sekitarnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim mengingatkan warga agar meningkatkan kewaspadaan menyusul potensi pasang air laut yang diprediksi terjadi pertengahan Mei ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam mengungkapkan, fenomena bulan purnama yang diperkirakan jatuh pada Senin (12/5) berpotensi memicu kenaikan muka air laut hingga melampaui ambang normal. Kondisi ini dapat memicu banjir rob di wilayah pesisir.
“Perairan Teluk Sampit termasuk yang berpotensi terdampak. Kami imbau masyarakat tetap waspada, terutama yang tinggal di pesisir dan bantaran sungai,” ujar Multazam saat ditemui di Sampit, kemarin.
Berdasarkan informasi resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat 19 wilayah di Indonesia yang berpotensi dilanda banjir rob sepanjang 7–24 Mei 2025. Di Kalimantan Tengah, perairan Kuala Jelai, Pantai Lunci, Kumai, Teluk Sampit, dan Kuala Pembuang diperkirakan rawan pasang air laut pada 17–21 Mei 2025.
Banjir rob pernah melanda Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, pada 23 Mei 2022 silam. Kala itu, pasang air laut setinggi sekitar satu meter menghantam permukiman nelayan, menghancurkan enam rumah di Dusun Kalap. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
“Kalau banjir rob terjadi bersamaan dengan luapan Sungai Mentaya, dampaknya bisa lebih luas. Biasanya, selain merendam rumah warga, juga meningkatkan risiko serangan satwa liar seperti buaya,” katanya.
Untuk mengantisipasi dampak lebih besar, BPBD berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa guna memantau situasi secara berkala. Selain itu, pemantauan permukaan air juga dilakukan menggunakan drone untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai potensi banjir.
“Masyarakat kami minta tetap siaga dan segera melapor jika ada tanda-tanda kenaikan muka air yang signifikan. Antisipasi lebih awal dapat mencegah kerugian lebih besar,” pungkas Multazam. (yn/yit)