SAMPIT – Museum Kayu Sampit yang pernah jadi kebanggaan Kotim sebagai satu-satunya museum yang menyimpan benda peninggalan ”kerajaan” kayu Kalimantan kini terancam tinggal kenangan. Bangunan itu kian tak terurus. Kunjungan pun semakin sepi.
Lusi Setiyorini Staf Museum Kayu Sampit mengatakan, sisa benda peninggalan yang dapat dilihat di museum itu kian sedikit. Peninggalan yang masih ada, misalnya tulang ikan puas sepanjang sekitar 18 meter yang pernah menggemparkan Kotim beberapa dekade lalu ketika terdampar di Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit.
”Ini yang ada sisa benda bersejarah di museum. Ada satu pengunjung dari anak-anak sekolah dasar (SD) dari wilayah perkebunan kelapa sawit, saat liburan kenaikan kelas lalu. Mereka berkeliling museum. (Benda) yang menjadi perhatian mereka hanya dua, di antaranya mobil pertama Bupati Kotim pada tahun 1955-1956 dan tulang ikan paus,” kata Lusi, Selasa (28/6).
Menurut Lusi, benda bersejarah tersebut harganya cukup mahal. Warga pun bisa menitipkan benda bernilai sejarah di museum itu.
”Pernah ada warga Kecamatan Seranau menitipkan barang antik seperti piring malawen, namun kini sudah lama diambil kembali. Memang namanya Museum Kayu, tetapi masih bisa diisi dengan benda apa saja yang menjadi peninggalan sejarah di Kotim yang bisa diperlihatkan kembali kepada generasi selanjutnya,” tandasnya. (mir/ign)