SAMPIT – Gemerlap warna, lantunan musik tradisional, dan lenggak-lenggok penari Dayak memukau ribuan penonton Karnaval Budaya Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025 di Bundaran Besar Palangka Raya baru-baru ini. Festival ini menjadi ajang unjuk kekayaan budaya Kalimantan Tengah (Kalteng) sekaligus momentum penting untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap budaya lokal.
Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor yang hadir dalam pembukaan FBIM dan karnaval budaya, menyampaikan apresiasinya atas semangat dan kreativitas yang ditunjukkan para peserta, khususnya generasi muda. Ia menegaskan pentingnya pelestarian budaya sebagai identitas dan kekuatan daerah.
"Festival ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah warisan. Ini adalah jati diri kita. Saya harap anak-anak muda tidak hanya menonton, tapi juga ikut terlibat dan bangga menjadi bagian dari budaya kita sendiri," ujar Halikinnor.
Dalam era digital yang serba cepat, budaya lokal justru harus menjadi penyeimbang. Bupati menekankan, nilai-nilai adat, kesenian, dan tradisi harus terus dikenalkan melalui pendidikan, media sosial, hingga event kebudayaan agar tidak punah di telan zaman.
FBIM 2025 yang mengusung tema "Spirit of Isen Mulang" atau "Semangat Pantang Menyerah", digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-68 Provinsi Kalimantan Tengah. Selama tujuh hari, mulai 17 hingga 23 Mei, berbagai kegiatan digelar, mulai dari lomba tarian daerah, permainan tradisional, hingga pameran kuliner khas Kalteng.
Karnaval budaya yang berlangsung meriah ini menampilkan busana khas Dayak, mobil hias, serta atraksi seni dari setiap daerah. Kontingen dari Kabupaten Kotawaringin Timur juga turut ambil bagian, dengan menampilkan tarian daerah dan ornamen khas lainnya yang mencuri perhatian.
Sebuah mobil hias dari Bumi Habaring Hurung tampil memukau dalam karnaval dengan nuansa kental budaya Dayak. Di bagian depan, terlihat patung kepala burung enggang berukuran besar, simbol khas suku Dayak, dihiasi bulu dan sisik buatan menyerupai tekstur alami. Seluruh badan mobil dipenuhi ornamen berwarna cerah seperti kuning, merah, hijau, dan putih yang berpola ukiran tradisional Dayak, menciptakan tampilan yang semarak dan berkarakter kuat.
Di bagian atas mobil, terdapat replika rumah betang, rumah adat Kalimantan, lengkap dengan potret Bupati dan Wakil Bupati Kotim. Di atas mobil juga berdiri sepasang muda-mudi mengenakan busana adat Dayak lengkap dengan hiasan kepala khas Kalimantan, memberi salam dengan kedua tangan dirapatkan ke dada, dihadapan Gubernur Kalteng Agustiar Sabran bersama pejabat lainnya yang berada di panggung utama.
"Semangat Isen Mulang adalah semangat anak muda. Pantang menyerah, kreatif, dan cinta tanah kelahiran. Mari kita terus lestarikan budaya ini, bukan hanya di festival, tapi dalam kehidupan sehari-hari," pesan Halikinnor.
Dengan kemegahan dan makna mendalam yang dihadirkan, FBIM 2025 menjadi ajakan bagi generasi muda untuk lebih mengenal, mencintai, dan meneruskan budaya leluhur yang kaya dan membanggakan. (yn/yit)