SAMPIT – Swalayan UMKM Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang diresmikan pertengahan Februari lalu menyimpan harapan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kotawaringin Timur (Kotim) untuk tumbuh dan dikenal lebih luas. Swalayan UMKM yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso Sampit itu terus dibenahi untuk menjelma menjadi etalase utama produk-produk lokal khas Kotim.
“Swalayan UMKM ini bukan sekadar tempat jualan, tapi simbol bagaimana UMKM kita berdiri di atas kaki sendiri,” ujar Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kotim Johny Tangkere.
Setelah melalui penandatanganan kerjasama dengan pengurus baru, swalayan yang terletak di dekat Museum Kayu Sampit itu mulai dipoles agar tampil lebih rapi dan menarik. Bukan hanya dari sisi tampilan, kenyamanan pengunjung pun menjadi perhatian.
“Kami akui, masih banyak yang harus dibenahi. Terutama suasana yang cukup panas. Tapi perlahan kita benahi. Yang penting aktivitasnya hidup dulu. Sudah ada tim pengelola yang aktif mendorong pelaku usaha,” jelas Johny.
Swalayan ini menjadi ruang strategis untuk memperkenalkan produk khas daerah, mulai dari olahan makanan, kerajinan tangan, hingga produk fashion lokal. Bagi pelaku UMKM, tampil di swalayan ini adalah peluang emas untuk memperluas jangkauan pasar, terutama menyasar wisatawan dan pendatang dari luar daerah.
Tak berhenti di pembenahan fisik, promosi lewat media sosial juga digenjot. Dinas tersebut mendorong pengurus baru untuk aktif mempublikasikan aktivitas swalayan dan produk yang tersedia agar makin dikenal masyarakat luas.
“Kita ingin tempat ini jadi ramai, bukan hanya secara fisik, tapi juga di dunia digital. Karena promosi digital hari ini sangat menentukan,” tegas Johny.
Langkah pemberdayaan tak berhenti di situ. Pelaku UMKM juga difasilitasi untuk tampil dalam berbagai ajang pameran, seperti Kalteng Expo. Harapannya, produk mereka bisa bersaing dan mendapatkan pasar baru, tidak hanya di Kotim tapi juga di tingkat provinsi hingga nasional.
“Dengan pameran, jejaring UMKM kita bisa berkembang. Mereka belajar bersaing dan menjangkau lebih luas. Swalayan UMKM ini jadi titik awal, tapi bukan satu-satunya tujuan,” tandasnya. (yn/yit)