SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memperkuat langkah-langkah perlindungan terhadap peserta didik dengan mengoptimalkan peran Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (Satgas PPKSP). Langkah ini sebagai komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari tindak kekerasan.
Kepala Dinas Pendidikan Kotim Muhammad Irfansyah menyampaikan bahwa disdik tidak hanya fokus pada penguatan satgas di tingkat kabupaten, tetapi juga mendorong agar tim pencegahan di tiap satuan pendidikan bekerja secara aktif dan berkelanjutan.
”Kami ingin semua satuan pendidikan di Kotim memiliki komitmen kuat dalam mencegah dan menangani kekerasan, baik yang bersifat fisik maupun psikis seperti perundungan,” ujarnya.
Irfansyah menyebutkan bahwa pembentukan Satgas PPKSP merupakan amanat dari kebijakan nasional, namun implementasinya di daerah memerlukan pendekatan kolaboratif. Karena itu, satgas di Kotim melibatkan unsur guru, siswa, orang tua, hingga lembaga eksternal yang relevan.
”Satgas dan Tim Pencegahan di sekolah bekerja berdasarkan data dan evaluasi, serta mendorong sosialisasi dan edukasi kepada semua pihak di lingkungan sekolah,” tambahnya.
Dalam kegiatan Refleksi Satgas PPKSP yang digelar Jumat (23/5) lalu, dinas pendidikan melakukan evaluasi terhadap kinerja satgas dalam menanggulangi berbagai potensi kekerasan. Kegiatan tersebut juga menjadi ajang untuk memperkuat pemahaman serta menyatukan langkah antar pelaku pendidikan dalam menciptakan sekolah yang ramah anak.
Irfansyah menegaskan bahwa tidak boleh ada toleransi terhadap praktik kekerasan di sekolah. Selain tindakan pencegahan, jika ditemukan kasus kekerasan, pihaknya akan menanganinya secara serius dan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
“Kami tegaskan, perlindungan peserta didik adalah prioritas. Tidak boleh ada satu pun korban di sekolah akibat kelalaian atau pembiaran,” tandasnya.
Dinas pendidikan mengapresiasi seluruh elemen yang telah menunjukkan komitmen dalam mendukung program ini. Sinergi antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat dinilai menjadi kunci dalam menciptakan budaya sekolah yang aman dan mendukung perkembangan anak secara optimal.
“Stop kekerasan di lingkungan sekolah. Mari bersama kita wujudkan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi generasi penerus Kotim,” tutup Irfansyah. (yn/yit)