SAMPIT – Berdalih biar kuat bekerja menyadap karet dan panen rotan, Misyawati alias Emos (35) rela merogoh kocek yang tidak sedikit.

Dia beralasan memilih sabu-sabu agar tubuhnya selalu fit, ia ditangkap polisi tengah asyik membagi-bagi kristal haram tersebut.

Warga Jalan Mawar RT 1 RW 1 Desa Bukit Indah, Kecamatan Telaga Antang, Kotawaringin Timur ini membantah sebagai pengedar. "Saya hanya memakai saja, tidak pernah mengedar. Isap itu (sabu) biar badan tidak sakit saat menyadap karet atau panen rotan," kata Emos dibincangi saat tahap II di Kejari Kotim, Rabu (27/7).

Janda anak satu ini ditangkap pada 4 April 2016 sekitar pukul 21.00 WIB. Dari tangan Emos, polisi mengamankan 14 paket sabu-sabu, delapan paket disimpan dalam sebuah dompet cokelat  dan enam paket di dompet biru.

Polisi juga menemukan 15 plastik kosong, dua buah sendok dari sedotan serta uang sebesar Rp 50 ribu.

Pengakuan tersangka, ia kenal sabu-sabu sejak Februari 2016 lalu setelah diberi oleh rekannya, lalu dia mencoba beli sendiri hingga ditangkap polisi.

"Waktu itu, saya beli sabu setengah kantong berat 2,5gram harganya Rp5 juta, saat membagi-bagi lalu datang polisi menangkap saya," ungkap Emos.

Pengakuan Emos, ia sudah dua kali membeli sabu dengan jumlah yang tergolong besar.  Bahkan, ia mengaku sekali beli sempat ditipu lantaran yang dijual dengannya bukan sabu melainkan garam Inggris.

"Saya beli biasanya yang sekantong harga Rp5 juta, Heri orang Sampit yang selalu mengantar barang ke tempat saya," cetusnya.

Dalam perkara ini, tersangka dibidik dengan pasal 114 ayat (1) jo pasal 112 ayat (1) UU RI nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. (co/fm)