SAMPIT – Sejumlah pedagang di Pasar Berdikari belakangan ini agak dijauhi pembeli. Pasalnya, bau tak sedap menyebar karena saluran drainase yang tersumbat. Air dari selokan meluap dan menggenangi jalan raya di sekitar pertokoan. Omzet pedagang pun menurun.
”Meluapnya itu sudah sejak seminggu lalu, baunya yang tidak sedap itu sangat mengganggu. Apalagi saya yang punya warung makan di dekat sini. Kalau ada pemadaman listrik dan kipas angin saya tidak menyala, bau dari genangan air itu akan memenuhi rumah makan saya, otomatis orang malas makan di sini,” kata Erna, pemilik warung makan di Pasar Berdikari, Rabu (24/8).
Erna menilai tersumbatnya drainase itu hal wajar. Pasalnya, sudah bertahun-tahun tidak pernah dibersihkan. Ketika hujan turun, banyak sampah yang terbawa air masuk ke dalam selokan dan menumpuk, sehingga saluran tersumbat.
Dia mengaku telah melaporkan hal tersebut kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU), namun Erna merasa respons instansi tersebut tidak memuaskan. Dinas PU meminta pedagang membuat laporan secara tertulis dan ditandatangani seluruh pedagang pasar, serta dilampirkan foto lokasi, sebelum menindaklanjuti hal tersebut.
”Saya pikir kalau kami melapor dengan kondisi yang sudah parah seperti ini akan segera ditangani Dinas PU, tapi ternyata tidak. Mereka malah minta laporan tertulis segala, kan prosesnya jadi lama. Apalagi kalau harus mengantre dengan laporan yang diterima Dinas PU sebelumnya. Lalu, sampai urutan berapa masalah di sini bisa ditangani? Kan lama jadinya,” keluhnya.
Dia juga mengeluhkan pengelola pasar yang tidak cepat tanggap dan kurang peduli dengan kondisi pasar. Pihak pengelola pasar rutin melakukan pungutan ke pedagang, tapi ketika ada masalah, justru tidak melakukan apa-apa.
Hal senada diungkapkan Hariansyah, pemilik toko pakaian. Dia juga mengeluhkan genangan yang dibiarkan terlalu lama. Selama beberapa hari ini tak satu pun pembeli yang datang ke tokonya yang berada tepat di depan genangan air tersebut.
”Jangankan untuk mampir dan membeli di sini, mau lewat saja orang pada minggir ke seberang jalan, menghindari genangan air. Mau parkir kendaraan dekat toko saja tidak bisa, karena sekelilingnya penuh genangan air,” ujar Hariansyah.
Hariyansah menuturkan, selama dua hari ia berusaha membersihkan sampah yang menyumbat saluran air tersebut, tapi gagal. Karena itu, dia berharap Dinas PU bisa segera bertindak. ”Dengan peralatan dan armada, membersihkan saluran air tersebut tidak sulit,” katanya. (vit/ign)