SAMPIT – Anggaran ratusan juga yang terbuang percuma untuk pembangunan halte memperlihatkan buruknya perencanaan dan koordinasi pembangunan oleh Pemkab Kotim. Hal itu seharusnya tak perlu terjadi jika proyek yang dibangun dibahas secara matang dan mempertimbangkan pembangunan daerah.

Tokoh masyarakat Kotim Akmal Thamroh mengatakan, pemkab asal-asalan dalam perencanaan pembangunan sarana dan prasarana daerah. Dia menilai instansi terkait mementingkan proyek asal jadi ketimbang fungsinya untuk jangka panjang.

”Sengaja diadakan supaya ada proyek, sehingga dana bisa keluar. Padahal, fungsi pembangunan tidak ada,” katanya, Kamis (15/9).

Menurut Akmal, proyek banyak dikerjakan asal-asalan tanpa memikirkan akibatnya. Meski pembangunan berhasil, tak memberi umpan balik, sehingga terkesan mubazir. ”Halte di Sampit apa peran dan fungsinya? Kalau enggak ada manfaat, jadinya mubazir,” ujarnya.

Akmal menuturkan, pembangunan halte seolah mubazir. Penumpang yang memanfaatkan halte nyaris tidak ada. Apalagi saat ini masyarakat rata-rata menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum mati suri.

”Dulu juga bukan halte, naik turun langsung antar ke rumah, bukan turun ke tengah halte. Halte cuma dijadikan tempat duduk dan bersantai saja,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Forum Bersama (Forbes) LSM Kotim Audy Valent menilai, antara pembangunan halte dengan rencana pembangunan jalan tak sinkron. Hal tersebut berakibat pemborosan dan menghamburkan uang negara.

”Hentikan dulu pembuatan halte, karena selain pemborosan, halte yang masih tegak kokoh justru akan kembali dibongkar karena pelebaran jalan. Hal ini terkesan lucu. Dibuat, tapi untuk dihancurkan. Berarti tata letak pembagunan kota ini masih tidak tertata dengan baik. Tidak sedikit anggaran untuk membangun sejumlah halte di Kotim ini. Tolong ini dikaji ulang,” ujarnya. (ara/dc/ign)