KASONGAN - Kekeringan yang berujung pada krisis air bersih di Kabupaten Katingan makin meluas. Masyarakat di wilayah Katingan Kuala dan sebagian Kecamatan Mendawai mulai kesulitan air bersih sejak sepekan terakhir.
Untuk mencukupi kebutuhan air di dua wilayah paling selatan ini, masyarakat bahkan harus mendatangkan air dari kecamatan tetangga dengan menggunakan perahu kelotok.
"Sumur dan sumber air yang ada sudah kering. Untuk mandi dan cuci kami gunakan air laut, sedangkan untuk minum dan memasak beli dari Mendawai," ujar Nur, warga Pegatan Katingan Kuala, Kamis (1/10).
Menanggapi persoalan tersebut, Wakil Bupati Katingan Sakariyas meminta seluruh camat untuk aktif melaporkan kejadian dan berbagai kesulitan masyarakat yang ada di wilayahnya masing-masing, khususnya terkait krisis air bersih dan penyakit terdampak kabut asap.
"Kita belum dapat laporan camat kalau di sana (Katingan Kuala, Red) juga krisis air bersih. Saya sudah instruksikan seluruh camat terus pantau kondisi wilayahnya, terlebih masyarakat yang menderita ISPA dan diare agar cepat ditanggulangi," ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga mengimbau tenaga medis di RSUD Mas Amsyar Kasongan maupun pada tingkat puskesmas dan pustu se Katingan agar cepat tanggap menangani pasien yang datang berobat. "Begitu juga dengan ketersediaan obat-obatan, jangan sampai kehabisan," sebutnya.
Menurutnya, distribusi air bersih oleh PDAM Katingan terus dilakukan setiap hari ke Dusun Bukit Lime, Tewang Menyangen dan sekitarnya.
"Dampak kemarau dan kabut asap sangat luar biasa. PDAM kita setiap hari terus salurkan air meskipun lokasi yang ditempuh cukup jauh. Kita upayakan masyarakat jangan sampai kehabisan air," pungkasnya. (agg/yit)