SAMPIT – Dalam rangka mengakomodir pengobatan pasien yang terkena gangguan jiwa, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murdjani Sampit tengah mempersiapkan fasilitas Poli Jiwa. Rencananya, ruang rawat di gedung Poli Jiwa tersebut berkapasitas 20 tempat tidur.

Direktur RSUD dr Murdjani Sampit dr Denny Muda Pradana menjelaskan, untuk sementara ini para pasien gangguan jiwa ditangani pihaknya secara rawat jalan. Dan setelah bangunan poli jiwa selesai, baru para pasien tersebut ditampung di ruang rawat baru tersebut. 

“Pembangunan ruang poli ini dilakukan karena saat ini ada cukup banyak pasien gangguan jiwa, termasuk yang berkeliaran di jalan. Selain itu, pihak rumah sakit juga memiliki dua spesialis jiwa yang mencukupi untuk membuka pelayanan poli jiwa,” terangnya beberapa waktu lalu.

Selama ini lanjut Denny, setiap ada pasien penderita gangguan jiwa, pihak rumah sakit selalu merujuk mereka ke RSUD Dorris Sylvanus di Palangkaraya atau RSUD Sambang Lihum Banjarmasin. Tapi, karena angka gangguan kejiwaan di  Kotim meningkat setiap tahunnya, maka pihak rumah sakit tidak mungkin untuk terus merujuk ke rumah sakit keluar daerah.

Ditambahkan Denny, pihaknya telah bertekad agar dalam satu atau dua tahun ke depan Sampit bisa bebas dari tradisi pasung terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa. Selain itu hingga saat ini, pihak RSUD dr Murdjani bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Kotim terus berupaya mencari pasien-pasien gangguan jiwa yang hidup secara dipasung.

 ”Memang kalau yang di jalan mungkin kita sering lihat yang itu-itu saja. Tapi kita tidak tahu kalau ada pasien yang disembunyikan dan dipasung. Ini yang secara agresif kita kejar,” pungkasnya. (sei/gus)