SAMPIT – Kerusakan jalan sepanjang 273 meter di ruas Sampit-Bagendang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), tidak hanya mengganggu lalu lintas umum, tetapi juga berpotensi menghambat pasokan bahan kebutuhan pokok. Pemerintah diminta segera mengambil tindakan agar jalan tersebut secepatnya diperbaiki.
Hal itu diungkapkan Kepala Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Masran, dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di ruang rapat sekta Kotim, Senin (21/11). ”Sejauh ini ini sudah ada peti kemas dan beberapa CPO yang amblas di lokasi tersebut. Kalau dibiarkan, bisa tambah parah. Apalagi sekarang sudah memasuki musim hujan,” ujarnya.
Apabila tidak segera diatasi, lanjutnya, kerusakan jalan bisa bertambah parah dan berdampak pada kelancaran pasokan barang. Apabila pasokan barang terganggu, kemungkinan akan terjadi kelangkaan dan berujung inflasi atau kenaikan harga barang. Ruas yang rusak itu merupakan akses utama menuju Pelabuhan Bagendang yang menjadi salah satu pintu keluar masuknya angkutan berbagai jenis barang dari luar daerah.
Menurut Masran, jalan penghubung antarkabupaten itu ditangani Pemerintah Provinsi Kalteng, sehingga Pemkab Kotim tidak bisa langsung turun tangan memperbaiki. Sebelumnya, pemprov telah memiliki kesepakatan dengan sejumlah perkebunan besar swasta (PBS) kelapa sawit yang dikoodinir PT Pelindo III.
Sejumlah PBS tersebut melakukan konsorsium untuk membantu perbaikan Jalan HM Arsyad tersebut. Namun, konsorsium itu tidak berjalan seperti yang diharapkan, karena ada beberapa perusahaan yang tidak menepati janji memberikan bantuan.
”Dari informasi yang kami dapat, saat ini dana yang sudah terkumpul dari konsorsium tersebut sebesar Rp 1,120 miliar. Menurut kami, bupati perlu menyurati pemerintah provinsi lagi, supaya dana tersebut bisa digunakan. Minimal diperbaiki agar jalan bisa lebih fungsional,” ujarnya. (vit/ign)