SAMPIT – Meski diduga kuat kematian Fatur, pedagang pentol yang ditemukan tewas di Taman Kota Sampit karena pengaruh minuman keras, rekan kerja Fatur, Mudin, mengaku tak pernah melihat temannya itu mabuk miras atau obat. Di sisi lain, polisi telah melakukan autopsi terhadap jenazah pria berumur 35 tahun itu.
”Ketika di rumah saya, (Fatur) tidak pernah mabuk, (tapi saya) tidak tahu masalah obat (yang ditemukan di gerobaknya) itu. Sekarang saya masih mengurus pemakamannya. Itu amanat keluarganya di Jawa. Rencananya hari ini (dimakamkan),” kata Mudin, Minggu (11/12).
Menurut Mudin, Fatur memang sudah lama bekerja sebagai penjual pentol. Setelah bertahun-tahun bekerja, Fatur sempat berhenti berjualan tanpa alasan jelas. ”(Fatur) lama kerja dengan saya. Memang sempat berhenti dan setengah bulan yang lalu masuk kerja lagi. Daripada menganggur, jualan pentol lagi,” ujarnya.
Mudin menuturkan, pihaknya masih menunggu kabar dari kepolisian terkait penyebab kematian pria bujangan tersebut. Dia mendapat mandat dari keluarga Fatur di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, untuk memakamkan rekannya tersebut di Sampit.
Sementara itu, polisi mengirimkan hasil autopsi jenazah Fatur ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Surabaya untuk mengetahui jenis racun yang menyebabkan korban meregang nyawa. Proses autopsi dilakukan sejak pukul 08.00 – 11.00 WIB oleh tim dokter Ricka Brillianty Zaluchu dari RSUD Doris Sylvanus, Palangka Raya.
Dari kondisi fisik luar korban memang tidak ditemukan tanda kekerasan. ”Diduga meninggal karena racun akibat minuman keras. Namun, tidak dapat dipastikan jenis racunnya oleh dokter yang melakukan autopsi, sehingga harus dikirim ke Puslabfor sampel darah, isi lambung, dan sisa minuman keras yang diminum korban,” ujar Kapolres Kotim melalui Kapolsek Ketapang AKP Edia Sutaata.
Edia menuturkan, pihaknya tidak dapat memastikan lamanya hasil pemeriksaan di Puslabfor akan keluar. ”Yang pasti penyebab kematian korban akan terus didalami dan masih dalam penyelidikan,” tegasnya.
Seperti diketahui, Saat ditemukan tergeletak di trotoar sekitar taman kota, Fatur dikira tertidur oleh warga yang melintas berkativitas olahraga. Hj Iriani, warga yang pertama kali mengetahui kematian korban mengungkapkan, dia saat itu sedang lari pagi. Melihat jasad korban terbujur kaku, dia curiga dan berinisiatif memanggil warga lainnya.
”Kata orang cuma mabuk dan tidur, tapi saya curiga. Saya minta warga lain untuk memastikan. Ternyata meninggal,” jelas Iriani.
Korban tinggal di Jalan Wengga Metropolitan, Jalur 9, Kecamatan Baamang. Kesehariannya, korban berjualan pentol milik Sukanto alias Mudin. ”Ya, dia ikut saya kerja sekitar sebulanan ini,” kata Sukanto.
Dari TKP di gerobak pentolnya, polisi menemukan sisa minuman keras jenis arak yang dioplos dengan minuman suplemen. Selain itu, ditemukan juga sisa obat Carnophen atau Zenith. (mir/dc/ign)