PANGKALAN BANTENG-Penyebab matinya ribuan ikan di Sungai Semanggang, Desa Pangkalan Banteng, Kecamatan Pangkalan Banteng, masih belum terungkap. Hasil uji laboratorium secara mendalam yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kobar diperkirakan akan rampung dalam dua hari ke depan.
Kepala BLH Kobar Fahrizal Fitri mengungkapkan, pengambilan sampel dan temuan awal saat pemeriksaan pertama di lapangan memang terindikasi ada pencemaran. Untuk memperjelas kandungan dalam sampel yang diambil tetap harus menunggu uji laboratorium.
”Kita tetap harus melakukan pengujian sampel dengan sejumlah indikator-indikator tambahan, sehingga bisa diketahui penyebab dari dugaan pencemaran itu. Hasilnya dua hari bisa keluar,” ujarnya, Rabu (21/12) kemarin.
Setelah hasil uji laboratorium keluar, BLH kembali akan melakukan pemeriksaan lanjutan di lapangan. Hal itu penting dilakukan untuk mengidentifikasi sumber pencemaran.
”Misalnya sudah diketahui bahwa ditemukan berbagai zat pencemar, nah selanjutnya akan ditelusuri dari mana asalnya,” tambahnya.
Identifikasi sumber pencemaran dilakukan sebagai bagian dari pencocokan asal muasal dari zat-zat asing yang kemungkinan ditemukan ketika hasil uji sampel keluar.
”Misalnya di sepanjang aliran sungai itu ada industri yang menggunakan bahan kimia dalam proses produksi, maka dengan hasil uji lab yang ada bisa ketahuan. Dan kita perkuat lagi dengan cek lapangan,” katanya.
Terkait kecurigaan terjadinya fenomena alam yang seperti di Sungai Arut yang juga menyebabkan matinya ribuan ikan keramba milik warga beberapa waktu lalu, Fahrizal juga belum berani menyimpulkan.
”Beda dengan Sungai Arut. Di Arut DO (dissolved oxcygen) 1,2 dan tingkat keasamanan (pH) hanya 4. Sedangkan di Banteng DO 0,8 dan pH 6,” katanya. (sla/yit)