SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi kembali dibuat murka. Kali ini gara-gara alat absensi sidik jari yang sengaja dirusak oknum tertentu. Dia juga geram karena masalah itu tak dilaporkan langsung padanya.
”Ada yang alatnya dipukul. Saya dengar dan tahu ada yang merusak, walaupun kepala dinas tidak ada yang lapor pada saya, tetapi saya mendapatkan informasi langsung dari informan terpercaya bahwa ada satu SKPD yang alat sidik jarinya dihancur. Kenapa ini tidak dilaporkan?” katanya di tengah pemaparan rapat evaluasi akhir tahun yang dilangsungkan di lapangan tenis Indoor Stadion 29 Nopember, Kamis (29/12).
Supian mengaku memiliki bukti berupa foto alat sidik jari yang rusak tersebut. Dia menyesalkan kejadian itu, karena peralatan itu dibeli dengan anggaran daerah yang berasal dari pajak. Dengan kata lain, uang yang digunakan untuk membelinya merupakan uang masyarakat.
”Padahal ini aset kita yang berasal dari duit masyarakat, bukan duit kita. Tolong ini menjadi perhatian kita secara khusus,” tegasnya.
Supian juga menyoroti masih rendahnya tingkat kedisiplinan aparatur sipil negara (ASN). Banyak pegawai yang tidak disiplin, misalnya datang ke kantor hanya untuk absen, setelahnya pergi meninggalkan tugas.
Hal tersebut, lanjutnya, merupakan informasi valid dari ”intelejennya”, yakni orang-orang yang sengaja ia minta untuk mengevaluasi pegawai di setiap evaluasi. Berdasarkan laporan, jumlah pegawai yang melakukan hal tersebut jumlahnya cukup banyak.
”Tolong, ke depan hal ini diperbaiki. Jangan sampai kedisiplinan menjadi bagian yang tidak penting. Selain itu, nanti kita akan membuat absensi sidik jari yang nanti akan terkoneksi dengan aplikasi yang secara khusus dikirim ke seluler khusus bupati dan wabup. Jadi, kami bisa secara langsung mengawasi pegawai,” pungkasnya. (sei/ign)