PANGKALAN BUN - Tidak adanya asosiasi para pedagang daging ayam di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) membuat harga daging ayam potong naik seenaknya dan tak terkendali. Pasalnya tidak ada penetapan harga, seperti asosiasi pedagang sapi yang sudah menetapkan harga daging melalui asosiasi.
Enor, salah satu pedagang daging ayam di Pasar Tembaga Indah Pangkalan Bun mengatakan, para pemasok daging ayam potong bisa saja mempermainkan harga pada setiap menjelang perayaan hari besar. Sehingga harga melambung tinggi dan berdampak kepada pembeli yang mengurangi konsumsinya.
"Tidak ada asosiasinya seperti pedagang daging sapi, jadi kami kesulitan menetapkan harga," ungkapnya, Senin (2/1).
Enor melanjutkan, tidak hanya harga saja yang dapat dinaikan, terkadang juga untuk stok ayam daging berukuran besar disimpan, dan pada saat momen hari besar dikeluarkan. Hal itu menurutnya membuat para pedagang daging ayam kesulitanuntuk mencari stok daging ayam potong. Bahkan pihaknya terpaksa mendatangkan dari Banjarmasin untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
"Terpaksa dari Banjarmasin, harganya sama dengan di sini, dan ukurannya lebih besar. Kadang kita juga mengambil daging ayam milik peternak kampung," tambahnya.
Enor berharap, Pemerintah Kabupaten Kobar bisa menekan harga daging ayam yang selalu naik menjelang hari besar, seperti menjelang perayaan tahun baru 2017 kemarin. Dan hingga kini harga daging ayam perkilogram mencapai Rp 45 ribu dari harga normal yakni Rp 28 ribu per kilogram.
"Harga daging ayam ini kalau naik cepat. Tapi kalau turunnya yang agak susah, kadang harganya malah nggak turun-turun,” tandasnya. (jok/gus)