SAMPIT – Rencana pembangunan jembatan Mentaya, hingga saat ini masih belum ada kepastian, kapan mulai diwujudkan. Hal ini dikarenakan dana anggaran untuk pembangunan masih belum jelas, meskipun pihak pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur telah mengusahakan agar proyek tersebut dibantu pemerintah pusat.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas PU dan Tata Ruang melalui Kasi perencanaan Sianto, bahwa saat ini pihaknya masih menunggu kesediaan pemerintah pusat untuk membiayai proyek tersebut.
”Sebab anggarannya besar, sekitar Rp1,4 Triliun. Karena APBD kita tidak memungkinkan untuk mengucurkan dana sebesar itu,” ucapnya, Jumat (20/1) kemarin.
Disebutkannya, mereka sebelumnya telah berkali-kali mengirimkan proposal kepada pemerintahan pusat untuk anggaran pembangunan jembatan Mentaya. Bahkan lanjut Sianto, pembangunan jembatan Mentaya juga selalu diusulkan di Musrembang nasional melalui provinsi sejak tahun 2013. Hanya saja sampai saat ini, masih belum ada kabar lanjutan.
”Masih belum ada perkembangan, baru-baru ini kita sudah membuat proposal lagi untuk pusat dengan tujuan kementerian PUPR. Pak bupati juga selalu berusaha memperjuangkan di pusat. Yang pasti, kita akan terus mengusahakannya sampai bisa jadi,” paparnya.
Sianto menambahkan, pihak PU juga telah menyiapkan Detail Engineering Design (DED), lengkap dengan desain dan rancangannya.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotim, Burhanuddin juga mengatakan, perencanaan pembangunan Jembatan Mentaya tersebut memang sudah ada. Tapi pihaknya masih harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Karena untuk membangun jembatan tersebut perlu biaya besar, jika hanya mengandalkan APBD Kotim tidak akan cukup.
Namun menurut perencanaan pihaknya, rencana dana yang disiapkan untuk membangun jembatan tersebut lebih kecil dari pada yang diutarakan pihak Dinas PU Kotim, yakni sebesar Rp 900 miliar. Nilai tersebut didapat, setelah melalui pengkajian ulang.
Jembatan Mentaya yang akan menghubungkan Sampit dan Kecamatan Seranau ini sendiri, direncanakan akan dibangun sepanjang 970 meter dan lebar 14 meter, dengan ketinggian 27 meter dari permukaan air sungai. Jika jembatan ini sudah berdiri, maka otomatis akan memperlancar arus transportasi dan akses menuju beberapa kecamatan.
”Kami tetap memprogramkan, hanya saja saat ini pendanaannya belum ada. Maka dari itu Kami, khususnya Bupati, berupaya keras untuk mencari kucuran dana baik dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Karena pembangunan Jembatan Mentaya ini sangat penting, disamping untuk menunjang perekonomian, juga bisa menunjang wisata di Kotim,” pungkas Burhanuddin.
Selain kendala dalam hal pendanaan, sebelumnya juga sempat disebutkan bahwa masalah dalam pembebasan lahan juga menjadi salah satu kendala dalam pembangunan Jembatan Mentaya ini. Namun, menurutnya hal tersebut bukanlah masalah besar, Pemkab siap untuk menangani hal tersebut, yang utama sekarang hanyalah kendala yang disebabkan pendanaan belum tersedia. (sei/vit/gus)
