SAMPIT – Geram dengan kondisi Jalan Usman Harun 3 Baamang Hilir Sampit yang kian parah, warga menanam pohon pisang di jalan yang berlubang dan tergenang, Jumat (3/2). Aksi itu bentuk protes terhadap jalan yang tak kunjung diperbaiki. Kerusakan jalan tersebut telah menelan banyak korban, yakni pengendara yang terjatuh.
Pohon pisang berukuran sedang itu ditanam di lubang terdalam, dilengkapi dengan batu-batu besar dan kayu penghalau. Hal tersebut menghambat pengendara yang berlalu lalang. Apalagi saat itu lalu lintas tengah padat. Pengendara harus bergantian melewati jalan tersebut.
”Warga sekitar yang menanami pohon pisang geram karena sudah sering pengendara jatuh dan kecelakaan," ucap Madi, warga yang bermukim di dekat kerusakan jalan.
Menurutnya, sudah sering warga jatuh hingga luka. Terkadang dompet dan HP tercecer karena lubang yang dalam mengakibatkan hantaman keras kendaraan dan aspal. Penyebabnya, air yang menggenangi jalan tak kunjung surut sampai aspal tergerus dan membentuk lubang. Aliran air berasal dari gang Mujahidin lantaran gorong-gorong penampung air tertutup.
”Mereka bilang PDAM, padahal PDAM dua kali bongkar memeriksa. Tidak ada kerusakan pipa. Air saja mengalir dari dalam kok," ungkapnya.
Setelah pohon pisang ditanami, Ketua RT 4 Gang Mujahidin beserta warga lainnya berinisiatif menutupi lubang dengan batu. Mereka bersisikuh aliran air berasal dari pipa PDAM yang bermasalah dan drainase tersumbat.
”Secepatnya kami tanggulangi. Beberapa laporan kami masuk ke PDAM, tapi tiga kali dikontrol, katanya bukan dari PDAM. Mereka cuma survei, tapi nggak tahu titik kebocorannya," jelas Yani, Ketua RT 4 Gang Mujahidin.
Dia menuturkan, drainase tertutup karena ada pembangunan masjid dan trotoar yang mulai runtuh. Solusi terbaik dengan pembenahan drainase dari instansi terkait.
”Sudah lama, tapi dibiarkan. Pemerintah bisa memperbaiki saluran air secepatnya. Kasihan masyarakat, nggak mungkin air keluar terus kalau bukan dari PDAM," tandasnya. (ara/ign)