SAMPIT - Sekretaris Komisi III DPRD Kotim, Hero Harapano menyebutkan peredaran narkotika dan obatan terlarang (narkoba) saat ini sudah menyasar ke karyawan perkebunan.
Karenanya, untuk memerangi peredaran narkoba, perlu peran aktif dari Perusahaan Besar Swasta (PBS) di Kotim harus ditingkatkan, misalnya setiap karyawan harus dipastikan bebas narkoba melalui tes urine.
“Kalau memang perlu untuk perang narkoba, setiap karyawan di PBS harus dites urine, PBS dan semua pihak punya andil untuk perang narkoba,” ujarnya, kemarin.
Hero mengajak masyarakat mulai dari tokoh adat, tokoh pemuda, aparat desa, tokoh agama, para penegak hukum dan pemerintah daerah serta seluruh PBS bisa bersama-sama memerangi narkoba seperti sabu dan obat zenith agar tidak beredar luas hingga ke pelosok desa.
"Narkoba sudah menjamah mulai dari tingkat bawah seperti petani, tukang kayu, kuli bangunan dan usia remaja yang ekonomi pas-pasan. Mereka sudah terdeteksi memakai narkoba. Maka itu, ancaman narkoba ini harus kita lawan bersama-sama dan jangan lengah,” imbaunya.
Menurut politisi Demokrat Kotim ini, masuknya narkoba ke desa adalah ancaman serius terhadap kehidupan desa yang religi, harmonis dan santun. Penuh kekeluargaan, dengan kearifan lokal dan adat budaya khas desa yang mampu melestarikan eksistensi dan jati diri desa hingga sekarang ini.
"Aparat desa bersama seluruh tokoh desa termasuk ulama, santri, pemuda dan pelajar bersatu mencegah narkoba masuk lingkungan pedesaan," ajaknya. (ang/fm)