HANAU - Kebakaran hebat menghanguskan enam rumah di lingkungan RT 07 RW 03 Desa Pembuang Hulu I Kecamatan Hanau, Rabu (15/3) siang. Empat rumah rata dengan tanah dan dua rumah terbakar bagian atasnya. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Satu unit mobil pemadam kebakaran dan sejumlah unit pemadam swadaya milik warga dikerahkan untuk memadamkan dan melokalisasi kobaran api yang kian membesar akibat hembusan angin di kawasan pinggir Sungai Seruyan itu.
Informasi yang diperoleh Radar Sampit di lokasi kejadian, api diduga berasal dari rumah milik Tirmansyah (amang Itir). Rumah itu dikontrak oleh seorang pedagang di pasar Pembuang Hulu. Api muncul dari bagian dapur rumah yang saat itu kosong karena ditinggal bekerja oleh si penghuni.
Tahla, pemilik rumah yang bersebelahan dengan TKP mengungkapkan, api muncul di rumah milik Tirmansyah. Dengan cepat api langsung merambat ke bagian atap dan menyambar rumah-rumah di sebelahnya.
”Saya tahunya api sudah besar membakar rumah miliki amang Itir itu, saya langsung teriak minta tolong. Rumah saya kan bersebelahan, takut kalau sampai menyambar rumah saya,” ungkapnya.
Angin yang berhembus cukup kencang membuat kobaran api semakin besar, warga yang datang mencoba membantu melakukan pemadaman.
”Anginnya cukup kencang dan rumah lainnya jadi ikut terbakar dengan mudah,” tambahnya.
Bangunan rumah yang dominan terbuat dari kayu membuat api cepat berkobar hingga membuat empat rumah rata dengan tanah. Tak banyak yang bisa dilakukan warga dan pemilik rumah, selain menyelematkan sebagian kecil barang berharga.
Kurang dari dua jam, api dipadamkan sekaligus melakukan pembasahan di sekitar TKP untuk mencegah timbulnya api lanjutan.
Kepala Desa Pembuang Hulu I Supiansyah mengatakan, sebagain barang berharga milik korban tidak terselamatkan. Ia juga mengakui bahwa salah satu rumah yang terbakar merupakan milik Hj. Hara, orang tuanya.
”Hanya beberapa saja yang sempat dikeluarkan dari rumah, tadi semua barang berharga ikut terbakar. Karena saya tadi fokus menyelamatkan ibu saya,” katanya.
Supiansyah menjelaskan, lokasi yang merupakan pemukiman padat penduduk dan rumah yang saling berhimpitan membuat upaya pemadaman yang dilakukan petugas pemdam dan warga seakan tak berguna.
”Pemadam sudah berjuang dengan keras namun karena rumah yang terbakar ini dari kayu jadinya sangat sulit untuk menyelamatkan bangunan ini,” terangnya.
Ia merincikan, enam rumah yang terbakar itu merupakan milik Tirmansyah, Hj. Hara, H. Hani (Ihan), Ramlan, Tabrani, Hayuh.
Kapolsek Hanau Iptu Gede Swarmayasa mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran enam rumah tersebut. Meski dugaan menguat pada korsleting listrik, Gede mengaku belum berani mengambil kesimpulan.
”Untuk penyebab kebakaran kita masil melakukan penyelidikan. Terkait informasi yang ada di TKP bahwa itu diduga akibat korsleting listrik, kepolisian belum bisa menyimpulkan,” terangnya.
Untuk mencegah hal-hal yang tidka diinginkan aparat Polsek Hanau langsung memasang garis polisi di sekitar TKP. Hal itu dilakukan agar tidak ada masyarakat yang masuk ke lokasi karena diperkirakan masih terdapat barang erharga milik korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.
”Kita pasang garis polisi, untuk mencegah warga yang masuk ke TKP. Kita menjaga saja siapa tahu masih terdapat barang berharga milik korban yang tersisa di lokasi,” pungkasnya. (sla/yit)