SAMPIT - Sekretaris Komisi III DPRD Kotim, Hero Harapano menegaskan dalam perekrutan anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) untuk perayaan HUT 17 Agustus jangan lagi ada kolusi.
Semua pihak diharapkan sadar untuk memilih yang terbaik diantara yang baik. Hal ini penting dilakukan agar Kotim memiliki prestasi tidak hanya di tingkat regional, tapi juga kancah Nasional.
Menurutnya, tindakan kolusi adalah hal yang merusak tataran perekrutan potensi berbakat. Akhirnya yang semestinya lolos jadi korban karena ada oknum yang bermain dalam proses seleksi tersebut.
“Setidaknya tahun ini harus diutamakan transparansi, tidak ada lagi istilah titipan, kalau masih ada saya berkeyakinan pelajar kita paling hanya seputar Kalteng saja, kami berharap pelajar kita harus sampai ke Paskibraka Nasional,” kata Hero, Selasa (28/3).
Ke depan, tambah Hero, perekrutan calon anggota Paskibraka harus dilakukan secara terbuka, adil dan bebas intervensi dari pihak mana pun.
“Perekrutan secara terbuka, adil dan bebas intervensi dari kalangan manapun diharapkan bisa menjaring pemuda yang benar-benar berkualitas dan memiliki prestasi,” harapnya.
Dia menyebutkan, masih terjadinya kolusi dalam perekrutan calon anggota Paskibraka membuktikan bobroknya sistem perekrutan, dan hal itu tentunya menganggu dan menghalangi peluang dan potensi pemuda pelajar Kotim untuk ikut serta dalam Paskibraka.
“Secara aturan dengan tegas disebutkan anggota Paskibraka adalah orang yang mantap serta siap secara mental maupun spiritual,” terangnya.
Hero Harapano menilai kolusi di dunia atlet dan Paskibraka daerah itu sedikit banyak akibat perilaku serong oknum pejabat dan pihak terkait yang akan menghambat prestasi pemuda.
“Kalau atas dasar indikator kerabat pejabat, kerabat pelatih itu diterapkan ya gimana mau maju, dan jika hal itu tidak segera diubah maka sampai kapanpun dunia olahraga Kotim tidak akan maju,” kata politikus Partai Demokrat ini. (ang/fm)