PANGKALAN BANTENG – Jembatan di Desa Kebun Agung, Kecamatan Pangkalan Banteng, akhirnya benar-benar runtuh pada Jumat (2/6) malam. Tak ingin wilayahnya terisolasi, warga langsung bergotong-royong membuat jembatan darurat sepanjang delapan meter, Sabtu (3/6) pagi.
Agus, Kepala Desa Kebun Agung, mengatakan bahwa runtuhnya jembatan selain karena sudah amblas sejak pertengahan bulan lalu akibat hujan terus mengguyur.
”Awalnya memang sudah amblas, kemarin itu hujan jadi runtuh jembatannya karena pondasinya sudah tidak kuat menahan air sungai yang deras di bawahnya,” ungkapnya.
Sebanyak 25 batang pohon kelapa ditumbangkan untuk digunakan sebagai bahan pembuatan jembatan darurat tersebut. Karena jembatan termasuk panjang, pihaknya meminta bantuan alat berat dari GSPP untuk membantu membentangkan puluhan batang pohon kelapa itu.
”Sebagian batang pohon kita ambil dari kebun warga dan sebagian lagi kita beli, sementara ini patungan dulu uangnya. Karena uang dari desa meskipun ada tapi secara aturan tidak boleh digunakan untuk itu (jembatan darurat),” katanya.
Sampai saat ini yang terpenting lalulintas warganya bisa kembali normal karena jalan tersebut merupakan akses satu-satunya yang paling cepat untuk menuju kota kecamatan ataupun ke Pangkalan Bun.
”Kalau keperluan sehari-hari mungkin warga bisa lewat jalan kebun. Namun kalau sewaktu-waktu ada kondisi darurat seperti rujukan warga yang sakit atau melahirkan kita yang akan kerepotan,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, sebenarnya pihak desa sudah mengharap pembangunan sejak tiga tahun lalu. Namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak bila ada program prioritas lain yang lebih didahulukan oleh pemerintah daerah.
”Meminta perbaikan itu sudah lama, tapi kalau dari pemerintah ada prioritas lain yang lebih diutamakan kita hanya bisa menunggu saja,” terangnya. (sla/yit)