SAMPIT – Kabut asap yang menyelimuti Kotim hampir dua bulan terakhir ini membuat Bupati Supian Hadi akhirnya bertindak. Agar tak kembali menelan korban jiwa, Supian meminta Dinas Kesehatan mengevakusi warga yang rentan terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), terutama bayi hingga umur satu tahun.
”Saya sudah instruksikan Dinkes untuk mengevakuasi bayi ke Puskesmas setempat bagi daerah yang kepekatan kabut asapnya parah,” katanya saat ditemui seusai membuka HUT SMAN 2 Sampit, Jumat (9/10).
Menurut Supian, evakuasi ini diharapkan mengurangi potensi terkena ISPA. Karena puskesmas memiliki peralatan kesehatan, seperti tabung oksigen. Bayi juga bisa mendapat penanganan medis lebih lanjut. Dia meminta petugas kesehatan memberikan pelayanan maksimal untuk bayi yang rentan terkena ISPA.
”Kami minta instansi terkait di Kotim terus bekerja menangani kabut asap ini. Bagi daerah dengan jumlah titik api terbanyak dan potensi membahayakan, Dinkes bisa melakukan evakuasi,” katanya.
Terkait belum adanya kepastian hujan buatan maupun water bombing yang telah diusulkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kalteng, Supian mengerti penyebabnya. Hal ini dikarenakan kurangnya anggaran yang dimiliki pemerintah pusat. Padahal daerah yang terkena kabut asap tidak hanya di wilayah Kalimantan, tetapi juga Sumatera.
”Kami mengerti prioritas pemerintah pusat ini di wilayah yang kabut asapnya sangat parah, sedangkan di Kalteng, Kotim ini masih belum terlalu parah,” katanya.
Berdasarkan pantauan satelit NOAA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geografi (BMKG) Bandara H Asan Sampit, titik panas di Kotim kemarin sebanyak 18 titik, lebih sedikit dibanding sehari sebelumnya yang mencapai 55 titik (lihat grafis).
”Prakiraan cuaca berlaku 9 Oktober 2015, berasap berawan potensi hujan. Angin bertiup dari Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan rata-rata 5-18 kilometer per jam,” kata Kepala BMKG Bandara H Asan Sampit Yulida Warni.
Tindakan evakuasi bayi dan warga rentan terserang ISPA sebelumnya sudah diputuskan Pemprov Kalteng. Pemerintah bakal menjemput korban asap, khususnya Palangka Raya, untuk dievakuasi. Namun, sejak instruksi evakuasi diberlakukan pada 8 Oktober lalu, belum ada warga yang mengungsi ke gedung yang disediakan.
Kamis (8/10) Dinas Kesehatan Kalteng masih membenahi gedung untuk evakuasi warga. Berbagai sarana dan prasarana disiapkan untuk evakuasi warga, khususnya bayi sampai usia 1 tahun.
Fasilitas yang disiapkan berupa boks bayi, kasur lipat, dan bantal. ”Ada lima boks bayi dari RSUD Doris Sylvanus, dan kebutuhan kesehatan lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suprastija Budi melalui Kabid Pelayanan Kesehatan, Sofia Wirda, Kamis (8/10).
Untuk sementara, Dinkes Kalteng dan RSUD Doris Sylvanus masih mengidentifikasi warga, khususnya bayi korban asap. ”Kita akan jemput bola, kalau hasil identifikasi memang ada yang dievakuasi, akan segera kita evakuasi," ucapnya.
Sementara Pj Gubernur Kalteng Hadi Prabowo meradang terhadap sikap sejumlah kepala daerah dan pejabat Eselon I dan II Pemprov Kalteng. Pasalnya, beberapa kepala daerah dan pejabat tersebut tidak berada di tempat saat bencana asap terjadi. Bahkan ada yang berminggu-minggu tidak ada di tempat.
”Saya heran ada kepala daerah dan pejabat Eselon I dan II yang keluar daerah dengan jangka waktu lama. Padahal kita sedang status tanggap darurat bencana asap. Ini seperti tidak ada tanggung jawab terhadap daerah dan tidak amanah menjalankan tugasnya,” tegas Hadi Prabowo.
Ditambahkan, kepala daerah dan pejabat di dalamnya harusnya bertanggung jawab atas bencana kabut asap yang dihadapi saat ini. Namun, banyak di antara kepala daerah dan penjabat yang keluar daerah meninggalkan tugasnya saat bencana sedang tejadi.
”Jangan hanya provinsi, bupati/wali kota harusnya juga bertanggung jawab. Ini malah banyak keluar daerah saat situasi bencana asap yang sangat parah," tandasnya.
Adapun beberapa pejabat yang tidak berda di tempat adalah Bupati Lamandau Marukan, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palangka Raya Riban Satia dan Mofit Saptono Subagio, Sekda Kalteng Siun Jarias, Asiseten III I Ketut Widi, dan sejumlah pejabat lainnya. (tha/arj/dwi)
Kotim, 9 Oktober 2015
TITIK PANAS: 18
- Baamang: 3 titik
- Mentawa Baru Ketapang: 2 titik
- Mentaya Hilir Utara: 4 titik
- Pulau Hanaut: 7 titik
- Seranau: 1 titik
- Teluk Sampit: 1 titik
JARAK PANDANG
- Pukul 07.00 WIB: 50 meter
- Pukul 10.00 WIB-13.00 WIB: 6.000-8.000 meter
PRAKIRAAN CUACA: berasap berawan potensi hujan
Sumber: BMKG Bandara H Asan Sampit