SAMPIT – Peristiwa kebakaran belakangan ini sering terjadi di Kota Sampit dan sekitarnya. Pada Mei 2017 lalu, 13 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.
Karena itu, warga, terutama yang meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong diminta waspada.
Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) bersama warga diharapkan turut serta mengantisipasi kebakaran. Khususnya di rumah yang kosong karena ditinggal mudik.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Sutoyo mengatakan, mayoritas jago merah membakar habis rumah penduduk karena aliran listrik terjadi korsleting dan menyebabkan api menyala.
”Diharapkan mematikan lampu-lampu yang tak diperlukan, mencabut aliran yang tidak digunakan. Apalagi saat ini musim penghujan, dikhawatirkan mudah terjadi korsleting listrik,” ujar Sutoyo, Kamis (26/6).
Sutoyo menjelaskan, selama Mei sudah ada tiga kebakaran yang menghabiskan delapan buah rumah, dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
”Ada 13 kepala keluarga yang kehilangan dalam musibah kebakaran di Kotim dan diperkirakan kerugian begitu besar, harta benda habis, tempat tinggal mereka terbakar. Ambil pelajarannya, jangan sampai itu terjadi pada Anda,” ujarnya.
Sutoyo meminta pihak RT/RW ikut serta dalam pencegahan tersebut, dengan mendata rumah dan warga yang meninggalkan rumah. Dengan demikian, dapat dilakukan pengawasan ke depannya sampai pemiliknya pulang kembali. (mir/ign)