PANGKALAN BUN- Pencemaran air di Kabupaten Kotawaringin Barat masih sering terjadi. Namun, masyarakat bisa melaporkan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan memanfaatkan uji laboratorium, untuk mengetahui tingkat pencemaran air tersebut.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Laboratorium DLH Kobar Galuh Arisanis mengatakan, keberadaan laboratorium DLH memang sudah lama dan sering melakukan uji sample air seperti yang dikeluhkan oleh masyarakat. Hal tersebut bakal dilakukan tindaklanjut untuk mengetahui apakah laporan masyarakat tersebut benar, dikarenakan pencemaran atau faktor lain.
"Banyak hal yang kita lakukan uji sample di Kobar. Baik itu air sungai mau pun laporan dari masyarakat yang perlu dilakukan uji laboratorium," terangnya.Namun diakuinya, hingga kini laporan pencemaran air dari masyarakat Kobar masih sedikit, sehingga pihaknya juga jarang turun ke lapangan.
Kendati demikian, Galuh mengungkapkan terkadang pihaknya sengaja turun mengambil sample dugaan pencemaran, seperti air Sungai Arut yang berubah dari keruh menjadi bening kehijauan saat memasuki awal musim penghujan setelah kemarau panjang. Menurutnya perubahan ini bukan disebabkan karena obat kimia, namun karena faktor lain yang menyebabkan air sungai menjadi asam sehingga banyak ikan yang mati.
"Sampai sejauh ini masih aman saja. Cenderung tingkat pencematan di Sungai Arut secara perlahan justru berkurang. Sehingga bagus untuk digunakan sehari-hari," tandasnya.
Sementara itu tambahnya, untuk uji sample limbah di perusahaan sawit sejauh ini masih aman. Karena banyak perusahaan sawit yang telah melakukan pengujian di laboratorium sendiri dan melaporkan secara rutin setiap tiga bulan sekali. (rin/gus)