SAMPIT– Ketua Komisi II DPRD Kotim, Rudianur, mempertanyakan tindaklanjut pekerjaan dari tim audit investasi perkebunan kelapa sawit. Menurutnya, hampir setahun sudah tim audit berjalan, namun hasilnya mulai menghilang.
Ditegaskannya, ada puluhan perusahaan perkebunan sawit yang harus diaudit pemerintah. Dan pihaknya mengharapkan, audit tersebut memprioritaskan perkebunan yang bermasalah dengan warga sekitarnya.
”Sekarang saya mendengar bahwa tim audit itu stagnan. Gak ada jalan lagi. Kalau pun jalan, pastinya akan ada informasi, perkebunan mana yang sedang mereka audit,” ujar Rudianur.
Dirinya menilai, kinerja tim audit untuk menemukan seluruh pelanggaran di setiap perkebunan kelapa sawit di Kotim ini, tidak bisa diharapkan. Hal ini juga sudah diprediksinya sejak awal. Makanya lanjut Rudi, pihaknya di DPRD saat itu berkeras untuk bisa masuk dalam tim itu, agar bisa maksimal dalam melakukan audit.
”Kalau tim itu jalan, mana hasilnya? Jadi wajar saja ada anggapan bahwa tim audit itu hanya jalan di tempat,”sebut Politikus Partai Golkar ini.
Rudianur melanjutkan, adanya temuan pelanggaran dari tim audit itu pun bukan sebagai sebuah prestasi, namun karena perkebunan yang diungkap pelanggaranya masih kelas teri. Sedangkan perkebunan skala besar dan dibawah naungan koorporasi, masih belum terjamah audit. Karena itu dirinya mendukung Pemkab melalui tim audit untuk berani bertindak tegas.
“Saya minta tim audit ini betul-betul bekerja dengan maksiaml. Jadi jangan takut dengan koorporasi. Meski mereka punya uang banyak, namun jika melanggar aturan maka harus kita berikan tindakan tegas. Pemerintah tidak boleh kalah dengan pemodal yang tidak taat aturan,”pungkasnya. (ang/gus)