SAMPIT— Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Dadang H Syamsu mengakui, kelayakan terminal bongkar muat minyak dipelabuhan milik pertamina, memang patut dipertanyakan. Apalagi setelah terjadinya tumpahan minyak ke sungai Mentaya.
“Sudah diingatkan bagaimana dengan pelabuhan dan tersus mereka, sehingga kejadian tumpah BBM yang pernah diingatkan sebelumnya ini terulang kembali,” kata Dadang.
Dadang menegaskan, kelayakan pelabuhan pertamina ini patut ditelusuri lagi, tidak hanya itu saja terkait dengan posisinya, yang berada ditengah permukiman warga harusnya jadi perhatian. Harus ada solusi menyikapi bagaimana dengan aktivitas dipelabuhan yang kini berada di wilayah padat penduduk itu.
“Sekarang pelabuhan itu sudah berada dalam zona padat penduduk. Maka dari itulah keamanan tingkat tinggi harus diterapkan disitu, apalagi ini urusan bongkar minyak bahan bakar. Kalau tidak ekstra hati - hati bisa menyebabkan kejadian - kejadian di luar prediksi bisa terjadi,” katanya.
Diketahui pekan lalu, bahan bakar minyak dari KM SPOB Mahakam, tumpah ke Sungai Mentaya tersebut bukan akibat bocornya kapal pengangkut BBM tersebut, melainkan tumpahan atau meluber saat pengisian.
BBM itu tumpah ke sungai, saat pemindahan dari tangki utama ke tangki harian. Ada sekitar 500 liter BBM yang meluber. Sekitar 300 liter sempat diamankan, sedangkan 200 liter tumpah ke sungai. Kejadian itu langsung diatasi dan tidak ada lagi BBM yang tumpah ke sungai. (ang/dc)