SAMPIT– Tekad Ketua DPRD Kotim Jhon Krisli untuk mengikuti ajang pemilihan wali kota (pilwakot) Palangka Raya, harus dibayar mahal. Diperkirakan, bulan Februari 2018 mendatang, dirinya akan melepas jabatan yang diembannya tersebut setelah resmi ditetapkan sebagai calon pada Pilwakot Palangka Raya.
”Ya memang konsekuensinya untuk memutuskan maju ya jabatan ketua dewan harus dilepaskan. Baru nanti saya bisa dikatakan sebagai calon di Pilwakot Palangka Raya,”ungkapnya, kemarin.
Politikus PDI Perjuangan Kotim yang sejauh ini sukses dalam mengarungi dunia politik ini, yakin telah mendapatkan sinyal dukungan politik dari parpol selain PDI Perjuangan. Lamarannya ke partai politik untuk maju ke Pilwakot nanti, sudah sampai di Partai Kebangkitan Bangsa, Gerindra, Nasdem, termasuk ke PDI Perjuangan.
Jhon mengaku, niatnya maju ke pencalonan pilwakot Palangka Raya bukanlah tanpa pertimbangan yang matang. Melainkan, karena keterpanggilan jiwa untuk membangun tanah kelahirannya itu. Dirinya juga ingin membuktikan bahwa, berpolitik itu tidak dibatasi ruang dan waktu.
”Palangka Raya adalah tanah kelahiran saya, dan Kotim tempat saya berkarir di dunia politik sejak nol. Jadi tidak ada yang salah ketika saya ingin kembali ke daerah asal kelahiran, untuk membangunnya bersama-sama dengan warga Kota Palangkaraya, “imbuh Jhon, yang hampir tiga periode mewakili masyarakat Dapil 1 MB Ketapang, di kursi legislatif.
Sementara itu, sejauh ini nama Jhon Krisli mulai merangkak naik popularitasnya di Palangka Raya, dan elektabilitasnya tidak bisa diremehkan dalam kancah Pilwakot nanti. Apalagi, dalam pencalonannya nanti, ia bakal menggandeng Maryono yang juga mantan wakil Walikota Palangka Raya sebelumnya.
“Kita lihat dulu perjalanannya ketika nanti ditetapkan sebagai calon. Jadi disitu saya sudah wajib mundur dari jabatan ketua DPRD Kotim ini,” tandas Jhon Krisli. (ang/gus)