SAMPIT – Kebakaran hutan seluas empat hektare di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dipastikan padam setelah dibom air 25 kali oleh helikopter, Minggu (10/9).
Kabid Kedaruratan BPBD Provinsi Kalteng Alpius Pantanan menerangkan, satu unit helikopter dikerahkan karena lokasi tidak bisa ditembus melalui jalur darat.
”Jumlah water bombing sebanyak 25 kali, menyesuaikan kebakaran tersebut. Upaya yang dilakukan sejak pagi hari hingga sore sampai api padam. Areal hitam yang terbakar itu sekitar 4 haktare,” ungkap Alpius, Senin (11/9).
Kebakaran juga menimpa lahan sawit di Desa Bejarau, Kecamatan Parenggean, Minggu (10/9). Proses pemadaman api hingga malam hari. Puluhan hektare kebun sawit ikut terbakar.
Meski lokasi jauh dari permukiman penduduk, namun kerugian warga cukup besar karena ratusan bibit sawit mati. Belum diketahui pasti dari mana asal api.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Sutoyo menerangkan, kebakaran yang terjadi di Parenggean diketahui setelah sudah membesar. Upaya pemadaman secara manual dilakukan oleh tim Balakar desa setempat.
”Belum dipastikan berapa luasnya. Kita terjunkan anggota kembali, sekaligus untuk memastikan apakah api telah padam atau belum,” ungkap Sutoyo.
Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 19.13 WIB di Desa Bejarau, RT 5, RW 01, kini telah ditangani aparat kepolisian.
Sementara itu di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kepulan asap juga menjulang tinggi ke langit. Kebakaran lahan belum bisa dipadamkan karena lokasi di tengah hutan rimba dan sulit ditembus lewat jalur darat.
”Bukan di Desa Handil Sohor atau Basirih. Kami belum memastikan masuk desa mana. Namun yang jelas lokasinya berbeda lagi. Kebakaran itu diperkirakan terjadi kemarin (Minggu),” katanya.
Sejumlah peraonil tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, DPKP, Manggala Angi dikerahkan. Meski sulit ditempuh melalui darat, pihaknya akan tetap berupaya melakukan pemadan secara manual.
”Yang harus kami pastikan, mencari sumber air. Jangan sampai anggota ke sana tanpa rencana dan persiapan matang. Bahaya jika terkepung api, jadi bekerja juga harus mengutamakan keselamatan diri,” tandasnya. (mir/yit)