KEBUN Raya Sampit menjadi salah satu yang paling ditunggu untuk menghadirkan alternatif liburan. Tahap ini masih dalam tahap penataan, dan digadang-gadang menjadi yang terluas se-tanah air.
DESI W dan AMIRUDIN, Sampit
Enam ratus hektare lahan yang disiapkan untuk membangun Kebun Raya Sampit. Lokasinya di Jalan Jenderal Sudirman kilometer 29 Sampit-Pangkalan Bun. Di tengah terik matahari pada Sabtu (16/9) sekitar pukul 12.25 WIB, Radar Sampit melaju menuju lokasi tersebut.
Perlu sekitar tiga puluh menit perjalanan dari Kota Sampit menuju lokasi. Tidak mudah juga untuk mencari jalan masuknya. Beberapa kali harus bertanya kepada warga sekitar dan sekuriti perusahaan perkebunan sawit. Setelah diarahkan baru didapati pintu gerbang yang tidak juga menunjukan ciri-ciri jalan masuk ke sebuah kebun raya.
Dari arah pintu gerbang menuju lokasi sekitar satu kilometer. Baru kemudian didapati areal kebun raya. Beruntung siang itu ada petugas yang sedang menyelasaikan pengerjaan Taman Kayu Komersil yang merupakan bagian dari Kebun Raya Sampit. Dari luarnya terlihat pintu gerbang yang dibuat semacam kayu bulat bertuliskan Taman Kayu Komersil.
Saat masuk terlihat jelas bahwa taman kayu tersebut masih dalam proses pengerjaan akhir. Bahkan tanaman kayunya baru sebulan terkahir ditanam. Luas taman kayu tersebut sekitar 3.000 meter persegi. Bermacam tanaman kayu ditanam di areal tersebut.
Asa, salah seorang petugas dari LIPI Kebun Raya Bogor yang ditugaskan untuk menangani Kebun Raya Sampit menjelaskan, di areal taman kayu tersebut ditanami berbagai jenis kayu. Dari jenis kayu yang asli Kalimantan hingga Jawa, seperti kayu ulin, meranti, pinus, senokeling, gemor, gaharu, puna, agatis jenis Kalimantan dan Jawa, mahoni, soreya SPP. Jenis-jenis kayu tersebut sudah ditanam sekitar satu bulan yang lalu.
”Untuk kayu Jati di penyemaian sudah ada bibitnya, namun kekurangan tempat untuk penanamannya. Sehingga saat ini masih belum dapat dilakukan penanaman,” jelas Asa.
Disampaikannya juga bahwa pengerjaan taman kayu ini hampir satu tahun, mulai dilakukan pengerjaan sejak Februari dan selesai November mendatang. Sehingga saat ini untuk zona taman kayu sekitar 80 persen pengerjaannya, tinggal merampungkan.
”Sekitar dua atau tiga bulan lagi rumput-rumput dan bunga yang ditanam mungkin sudah akan terlihat bagus. Saat ini masih terlihat gersang dan jarang sebab memang baru selesai proses penanaman sekitar satu bulan terakhir,” terangnya.
Sedangkan untuk tanaman kayu memang perlu proses pengerjaan dan tumbuhnya, pohon-pohon tersebut akan terlihat bentuknya mungkin sekitar lima atau sepuluh tahun mendatang. Beriringan juga dengan proses Kebun Raya Sampit yang pengerjaanya dilakukan secara bertahap.
”Tahun ini menyelesaikan taman kayu, tahun depan mungkin zona yang lain lagi. Proyek ini memang dilakukan secara bertahap, jika ini dapat diselesaikan seluruh arealnya maka Kebun Raya Sampit ini menjadi kebun raya terluas se-Indonesia,” ujarnya.
Untuk areal Kebun Raya Sampit terbagi dalam beberapa zona, di antaranya zona penerima, pengelola, laboratorium, zona koleksi, koleksi tumbuhan kayu, bunga, zona wisata, zona pengembangan khusus, dan beberapa kantor lainnya untuk sistem pelayanan dan pengelolaan. Sebab secara umum kebun raya ini bertujuan untuk edukasi, wisata, dan ekonomi nantinya.
”Untuk dana yang dikucurkan untuk proyek pertama ini tempat penyemaian dan taman kayu sekitar Rp 500 juta, setelah proyek taman kayu ini selesai dilanjutkan ke zona yang lain lagi untuk mulai dikerjakan pada 2018 mendatang,” paparnya.
Saat ini memang sudah ada beberapa orang yang datang untuk berfoto dan sekadar melihat tanaman apa saja yang ditanam di taman kayu ini. Selain pohon kayu memang ada jenis bunga-bunga, sedangkan untuk buah tidak ada di taman kayu ini, sebab untuk buah nanti ada zonanya tersendiri.
”Sore-sore sudah ada yang datang dan berkunjung, anak sekolah biasanya yang lebih sering berkunjung ke sini,” ceritanya.
Taman kayu tersebut memang ditata sedemikian rupa, mulai dari pintu gerbang, titian kayu yang terbuat dari papan kayu, gazebo, dan kursi tempat duduk yang dibuat dari kayu bulat. Bahkan beberapa pohon bekas hutan sengaja tidak tebang dan dipertahankan untuk tempat berteduh di jalan titian menuju gazebo. Saat ini taman kayu tersebut belum di buka untuk umum, sebab masih dalam proses pengerjaan.
Di tempat penyemaian bibit saat ini masih coba ditanam berbagai jenis-jenis bunga, buah, dan pohon. Berbagai jenis tanaman dicoba untuk ditanam nantinya di areal tersebut per zona sesuai dengan perencanaan. Kondisinya tidak terlalu jauh dari jalan raya, namun tidak teralirnya listrik membuat kesulitan dalam proses pengerjaan.
”Kami sudah coba sampaikan masalah listrik yang belum tersedia di areal ini, kepada pihak dinas namun belum teralisasi sampai saat ini sehingga hal tersebut menjadi kendala dalam pengerjaan selama ini,” terangnya.
Proyek ini merupakan kewenangan pemerintah kabupaten, namun belum maksimal diperhatikan oleh instansi terkait. Sehingga selama ini hanya dikerjakan oleh petugas dari LIPI. Pihaknya berharap agar instansi terkait segera memperhatikan ini, dan merealisasikan pemasangan listrik ke areal tersebut agar pengerjaan dapat dimaksimalkan, sebab tanaman perlu disiram air dan perlu listrik untuk menyalakan mesin air.
”Jika menggunakan generator set biaya operasionalnya cukup tinggi, sehingga berharap agar dapat segara terealisasi masuknya aliran listrik di areal Kebun Raya Sampit,” harapnya.
Sebelumnya, Bupati Kotim Supian Hadi memang bertekad menjadikan Kotim sebagai kota tujuan wisata, sehingga saat ini berbagai potensi wisata terus digali. Mulai dari wisata alam dan budaya yang ada di wilayah Kotim, upaya tersebut tak lain untuk Kotim bersiap menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang baru jika nantinya wilayah utara terbentuk menjadi Kotawaringin Utara. Sehingga perlu ada penghasilan baru untuk dapat melakukan pembangunan di wilayah ini. (***/dwi)