SAMPIT— Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan tim penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), status siaga diperpanjang hingga satu bulan ke depan.
Sebab, berdasarkan prediksi pada pertengahan Oktober 2017 nanti, Kotim akan memasuki musim penghujan.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Kotim, Halikinnor menyampaikan, saat memimpin rapat evaluasi bahwa status siaga kebakaran diperpanjang hingga satu bulan ke depan.
Hal tersebut dilakukan berdasarkan fakta dilapangan, sebab sebanyak 49 kejadian kebakaran hanya sebagian kecil yang dapat ditangani.
“Status siaga diperpanjang, keluhan yang disampaikan tim akan kita tindak lanjuti diantaranya masalah peralatan dan pengajuan bentuan helikopter pengebom air,” jelas Halikin, Selasa (19/9).
Halikin meminta agar pengajuan batuan tersebut segara dilakukan, terkait keluhan pencairan dana yang lambat prosesnya hal tersebut akan segara dikoordinasikan. Sebab, penanganan kebakaran ini sifatnya darurat sehingga jangan sampai dipersulit masalah proses pencairan dananya.
“Jika ada kesulitan dalam proses pencairan dana, segara komunikasikan dengan saya. Sehingga saya dapat berkoordinasi dengan DPKAD, untuk dapat membantu proses pencairan dana,” ujarnya.
Disampaikannya juga bahwa jangan sampai anggota tim penanganan tidak mendapatkan oprasional secara maksimal, sebab pekerjaan memadamkan api bukan hal yang mudah. Sehingga hal ini perlu dukungan dari setiap pihak termasuk masalah anggaran.
“Jangan cuma sekali saja makan, makan secukupnya sebab memadamkan api ini perlu energi yang banyak. Jangan dipikirkan masalah anggaran, hal tersebut bisa dikoordinasikan, yang penting bisa menangani masalah kebakaran,” terangnya.
Berdasarkan data, tercatat seluas 266,227 hektare, terdapat 21 hotspot dan 49 kejadian kebakaran. Di antaranya di wilayah Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Kotabesi, Telawang, dan Parenggean. (dc/fm)