KUALA KURUN – Pemkab Gunung Mas langsung merespons cepat ambruknya Jembatan Sei Konjoi, penghubung jalan lintas kabupaten dari Kota Kuala Kurun menuju Sepang Simin. Anggaran ratusan juta digelontorkan untuk membangun jembatan darurat.
”Dalam waktu tiga hari ke depan, kita akan mulai membangun jembatan darurat yang bisa dilewati kendaraan roda dua dan empat dengan tonase terbatas. Anggarannya mencapai ratusan juta, menggunakan dana rehab jembatan dan jalan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gumas Champili melalui Sekretaris Helie Gaman, Jumat (29/9).
Saat ini, pihaknya tengah mencari dan persiapkan sejumlah tiang dari kayu bulat, dan papan untuk lantai jembatan. Perbaikan Jembatan Konjoi sepanjang 50 meter dan lebar 4 meter itu menjadi prioritas utama, karena merupakan satu-satunya akses masyarakat dari dan menuju enam desa di sekitarnya.
”Kita rencanakan untuk pengerjaan jembatan darurat ini memakan waktu sekitar 10 hari, sembari melihat keadaan yang terjadi di lapangan,” terangnya.
Menurutnya, jembatan yang dibangun pada tahun 2010 menggunakan APBD Gumas itu masuk dalam perencanaan pembangunan jembatan permanen yang terbuat dari rangka baja.
”Jembatan ini memang masuk dalam perencanaan untuk dibuat permanen dari rangka baja. Namun, kita masih melihat anggaran yang ada,” tuturnya.
Wakil Bupati Gumas Rony Karlos mengatakan, pembangunan jembatan permanen yang terbuat dari rangka baja tersebut akan dianggarkan tahun 2018 mendatang. ”Terlebih dahulu akan kita survei besaran biaya yang dibutuhkan,” tuturnya.
Sementara itu, ambruknya jembatan konjoi tersebut ternyata membawa berkah bagi masyarakat sekitar. Mereka memanfaatkan perahu kelotok miliknya untuk mengangkut masyarakat dan kendaraan roda dua yang hendak menyeberang, sedangkan roda empat sama sekali tidak bisa melintas.
”Tarif yang kita kenakan, untuk roda dua sebesar Rp 20 ribu, sedangkan warga yang menyeberang Rp 5 ribu,” katanya.
Menurutnya, ambruknya jembatan dan tenggelamnya badan jalan di Desa Tumbang Lampahung tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi. ”Ini baru pertama kali. Bahkan, saat itu air naik hingga ke badan jalan dan menutupi Jembatan Sei Konjoi tersebut,” pungkasnya. (arm/ign)