SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Kamis, 05 Oktober 2017 09:29
Pelik Masalahnya!!! Dicap Bandel, hingga Dihajar Guru, Bocah Ini Terpaksa Putus Sekolah

Empat Kali Pindah Sekolah, Dinilai Tak Harus Diberhentikan

AD bocah SD di Antang Kalang yang diberhentikan dari sekolah karena dinilai nakal. Pihak sekolah pun angkat tangan.(IST/ RADAR SAMPIT)

ISTILAH ‘nakal’ sudah melekat pada Ad. Bocah kelas lima sekolah dasar itu disebut kerap memukuli dan memalak teman sebayanya. Walhasil, dia dikeluarkan dari sekolah dan dikembalikan kepada orangtuanya.

-----------

Tragedi putus sekolah itu terjadi 28 September lalu, di Kecamatan Antang Kalang. Dewan guru bersama UPT dan Staf Dinas Pendidikan Antang Kalang melakukan rapat dan memutuskan mengeluarkan bocah tersebut. 

Mereka sepakat mengaku keberatan dan tidak sanggup lagi mendidik, membina, serta mengajarkan Ad. Hal itu kemudian diberitahukan kepada orangtua sang bocah melalui sebuah surat dengan nomor 412_2/870/68/IX/2017 yang juga ditembuskan untuk Kepala UPT Disdik, komite sekolah, dan Camat Antang Kalang. 

Hingga kini Ad yang sudah tak bisa lagi melanjutkan sekolah. Dikatakan, murid SD tersebut sudah kebangetan nakalnya.

Camat Antang Kalang Berdikari menjelaskan, setelah menerima surat tembusan dari pihak sekolah, dirinya sudah mencari tahu kejadian yang sebenarnya. Semua berawal pada Selasa 26 September 2017, Ad dipukuli sebanyak tiga kali oleh gurunya berinisial PPG yang sudah marah atas perilaku nakalnya. Dia dipukul di mulut dan hidung, kepala belakang, serta punggung. 

Pemicunya, Ad disebut kerap memalak dan memukul teman satu sekolahnya. Hampir setiap hari berbuat onar, meski sudah ditegur oleh beberapa guru berulang-ulang. 

”Setelah saya konfirmasi memang benar kejadian itu. Anak itu sudah pindah sekolah empat kali, mulai dari Desa Tumbang Gagu, Sungai Puring, Satuan Permukiman (SP) 4, dan terakhir kejadian di Tumbang Kalang. Permasalahannya juga sama, sering memukul temannya,” ungkap Berdikari, Rabu (4/10).

Permasalahan tersebut sempat diperkarakan orangtua Andika ke Polsek Antang Kalang. Namun, sudah diselesaikan dengan uang Rp 5 juta rupiah sebagai kompensasi tuntutan untuk biaya berobat sang anak. 

”Sekarang (masalah) sudah selesai. Iya, anak itu tetap tidak diterima pihak sekolah, artinya dikembalikan kepada orangtuanya agar membina dan menasihati sang anak. Karena dari guru sudah tak sanggup lagi,” jelasnya. 

Semasa bersekolah, Ad tidak tinggal bersama kedua orangtuanya, melainkan bersama keluarga. Ayahnya yang bekerja sebagai penambang emas, dan jarang bersama anaknya. ”Kami juga binggung jadinya, tidak ada sekolah yang mau menerimanya,” keluh Berdikari. 

Perilaku Ad dinilai sulit diubah tanpa dukungan penuh dari orangtuanya. Masa depannya tak akan terjamin jika dia hanya bersekolah sampai kelas V SD saja. 

Berdikari menceritakan, kerapkali Ad ketahuan memukul temannya. Ketika ditanyakan gurunya siapa yang memukul bocah ini, dengan tegas dia menjawab,  ”aku yang memukul.” Dia seperti anak yang tidak merasa bersalah. 

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kotim Bima Ekawardhana menjelaskan, pihaknya belum mengetahui kejadian yang sebenarnya. Sebab belum ada laporan dari UPT Disdik Antang Kalang. 

”Kebenaranya kami tidak tahu, karena belum ada laporan. Baik dari Kepala UPT Disdik Antang Kalang maupun kepala sekolah yang bersangkutan,” kata Bima. 

Apakah keputusan untuk mengeluarkan Andika dari sekolah sudah final tanpa menimbang nasib dan masa depannya nanti? Bima mengaku akan segera menyelesaikan masalah tersebut. 

Dirinya sudah mengetahui cerita kejadian yang membuat Ad kini putus sekolah. ”Setelah kami hubungi (Camat Antang Kalang) lewat telepon, katanya memang begitu (kejadiannya). Itu yang akan kami pelajari dulu. Saya akan tugaskan pejabat/staf untuk turun ke lokasi,” pungkasnya. 

Sementara itu, pemerhati perempuan dan anak sekaligus Ketua LSM Lantera Kartini Forisni Aprilista menanggapi serius permasalahan tersebut. Dirinya tak sepakat jika ada sekolah mengeluarkan muridnya dengan alasan kenakalan para bocah ingusan. 

”Sebenarnya anak yang seperti ini tidak seharusnya diberhentikan. Tetapi diberikan pembinaan mental, ini sangat diperlukan dengan kerja sama antara orangtuanya dan pihak sekolah. Orangtua harus punya komitmen yang kuat untuk dapat benar-benar mendidik anak,” ungkap Forisni. 

Ditambahkannya, dalam permasalahan ini tentunya kondisi si anak sudah sangat jauh tersesat dalam perilaku yang mungkin didapatnya dari lingkungan pergaulan dan juga pola didik yang salah dari orangtua. 

”Ada baiknya si anak dicarikan tenaga ahli yang dapat membantu dalam mengarahkan perilaku anak menyimpang. Bisa melibatkan psikolog dan juga guru agama, tetapi yang terpenting adalah peran orangtua di rumah, itu perlu digarisbawahi. Karena sangat menentukan keberhasilan mengubah perilaku anak yang sudah terlanjur menyimpang,” imbuhnya. 

Kejadian ini terbilang baru dan langka di Kotim. Dia menentang tegas kebijakan menghentikan anak SD tersebut tanpa melakukan upaya lainnya. 

Forisni berharap ada langkah yang baik agar masa depan Ad tetap diperjuangkan. Kenakalan anak-anak sudah biasa dan diketahui serta dirasakan oleh semua orangtua. Namun memang ada sedikit berbeda jika kejadian itu di wilayah pedalaman. 

”Karena jauh di pedalaman, orangtuanya harus mengambil langkah tepat untuk menyelamatkan masa depan si anak. Misalnya si anak di masukkan ke sekolah yang pendidikan agama lebih ketat dalam hal disiplin. Baik untuk merubah sikap nakalnya, tentu dengan catatan, orang tua harus terbuka tentang perilaku anak yang menyimpang, sehingga bisa melibatkan pihak yang berkompeten dalam mengembalikan perilaku anak. Penting, anak juga perlu dijauhkan dari lingkungan pergaulannya saat ini,” tandasnya. (mir/dwi) 

 

 


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers