PALANGKA RAYA - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Palangka Raya dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menggelar geladi ruang. Kegiatan ini dalam rangka Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED). Atau program kesiapsiagaan rumah sakit dan kesiapan masyarakat untuk kedaruratan dan bencana.
Kegiatan yang dilakukan di aula RS PKU Muhammadiyah, Sabtu (14/10) ini bertujuan untuk memperkuat rumah sakit Muhammadiyah Aisyiyah dan masyarakat di sekitar rumah sakit untuk mempersiapkan situasi darurat dan bencana.
Program ini merupakan kerjasama Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB)/ MDMC Pimpinan Pusat (PP) Muhammmadiyah bersama Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Program HPCRED saat ini merupakan HPCRED#2 dengan sasaran program di area Bima – NTB melalui RS PKU Muhammadiyah Bima dan di Palangka Raya melalui RS PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
Manajer Program HPCRED dr. Ahmad Muttaqin Alim, Sp.An., EMDM menyebutkan HPCRED telah melaksanakan serangkaian pelatihan dan lokakarya, baik bagi manajemen rumah sakit dan masyarakat di sekitar rumah sakit. Kini telah terbentuk Tim Deploy atau tim kesehatan yang siap diterjunkan ke lapangan, yang terhimpun dalam Komite Bencana Rumah Sakit (KBRS).
Muttaqin menerangkan sedangkan di masyarakat sekitar rumah sakit, melalui mastana (masyarakat tangguh bencana) lingkar rumah sakit telah terbentuk Organisasi Pengurangan Risiko Bencana, yaitu TSBK (Tim Siaga Bencana Kelurahan) Monggonao di Bima dan FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Menteng di Palangka Raya.
Ia menambahkan bagi manajemen rumah sakit, HPCRED telah menginisiasi penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBRS), Rencana Penanggulangan Kedaruratan Rumah Sakit (RPKBRS), Komite Bencana Rumah Sakit (KKB), dan Rencana Kontinjensi Rumah Sakit (Renkon RS).
“Bagi mastana lingkar RS, HPCRED telah menginisiasi penyusunan dokumen Kajian Risiko Bencana, Peta Risiko Bencana, Rencana Penanggulangan Bencana Komunitas (RPPBK), Rencana Aksi Masyarakat (RAM), dan Kelembagaan OPRB (Organisasi Pengurangan Risiko Bencana),” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Program Menager MDMC, Budi Santoso mengatakan latihan geladi ruang akan dilaksanakan pada Sabtu, 14 Oktober 2017 di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pejabat struktural di RSI PKU Muhammadiyah, BPBD, Dinas Kesehatan, Forum PRB di tingkat Kelurahan, RSUD Doris Sylvanus, Damkar BMKG, dan PDAM di Kota dan provinsi.
Ia menyebutkan kegiatan ini dilakukan untuk menyiapakan rumah sakit siaga bencana dan didukung oleh masyarakat maupun komunitas. Mereka dilatih untuk melakukan penanganan secara tepat dan cepat serta tersinkronisasi dengan seluruh pihak terkait.
Pria yang juga menjabat Koordinator Bidang Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapan MDMC ini menyebutkan pram ini pula mendorong pemerintah lokal untuk bisa bersama sama dengan rumah sakit dalam mengantisipasi, menyediakan maupun melakukan tindakan akurat bilaman ancaman bencana jadi bencana.
”Ini adalah langkah deteksi dini, agar nanti bila bencana terjadi tidak lagi kebinggungan, tetapi sudah tersinkronisasi dan mampu ditanggulangi maupun ditangani secara baik.” ucapnya.
Budi menambahkan Latihan Geladi Ruang merupakan kelanjutan dari rangkaian program penguatan kapasitas rumah sakit dan masyarakat aman bencana. Geladi ruang merupakan salah satu bentuk latihan sederhana yang menggunakan simulasi kejadian bencana. Latihan ini dapat memberikan gambaran respon yang akan dilakukan pihak-pihak terkait ketika terjadi darurat bencana.
Lebih lanjut, dia menyebutkan Latihan Geladi Ruang dirancang untuk menguji kemampuan teoritik dari para manajer rumah sakit dalam merespon suatu situas atau keadaan. Giat ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi pada level pengambilan keputusan dari manajer rumah sakit yang berfungsi membahas kasus atau permasalahan dalam operasi penanganan bencana.
“Jadi ini berdasarkan skenario gladi guna meningkatkan pemahaman tentang SOP, buku petunjuk, serta tugas dan tanggungjawab masing-masing. Ini akan berkelanjutan dan terus ditingkatkan.” pungkasnya.
Sementara itu, pihak kedutaan Australia, Sarah mengatakan sangat mengapresiasi dan mendukung program tersebut. Terlebih menyangkut masyarakat dan kesiapan dlam menangani maupun persiapan tangap bencana.
”Kami pihak Australia sangat mengapreaisi hal ini, kegiatan ini akan terus dilakukan. Karena di Indonesia sudah ada dua yakni di Bima dan Palangka Raya. Semoga hal ini bermanfaat bagi kita semua,” tuturnya dengan bahasa Indonesia yang lancar. (daq)